Pada suatu hari, ketika beliau yang dimaksud adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berada dihadapan kami, tiba-tiba beliau mengantuk (tertidur) sejenak. Setelah itu kami Nabi mengangkat kepalanya sambil tersenyum, lalu kami berkata kepada beliau, “Apa yang membuat Anda tersenyum wahai Rasulullah?”
‘Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al Kautsar. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkobanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu ialah yang terputus’.” (QS. Al Kautsar (108):1-3). Kemudian Rasulullah bersabda, “Apakah kalian tahu, apa Al Kautsar itu?” Kami menjawab, “Hanya Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Al Kautsar itu adalah sebuah sungai di dalam surga yang dijanjikan Tuhanku untukku. Wadah-wadah sungai lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bintang-bintang. Umatku akan mendatangi sungai itu. Namun ada seorang hamba dari mereka yang akan ditarik [untuk dicegah mendatangi sungai tersebut].
Singkat cerita sampai pada bagian akhir hadits ini Allah pun menegaskan, namun ada seorang hamba dari mereka yang akan ditarik [untuk dicegah mendatangi sungai tersebut]. Lalu aku berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya dia termasuk golongan umatku’. Namun Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dikerjakan sepeninggalmu.”
Saat itu, saya merasa begitu takut membaca firman Allah “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dikerjakan sepeninggalmu”, saya merasa begitu banyak salah, banyak dosa dan tidak patuh. Terbesit dalam hati saya, apakah selama ini tindakan saya sudah benar, apakah shalat-shalat saya diterima, mengingat-ingat bagian hadits sebelumnya ‘orang-orang yang mendirikan shalat lalu berkorban’ saya merasa jauh dari baik, jauh dari berkorban dan sepertinya justru banyak berbuat buruk kepada orang lain.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa yang telah saya lakukan dan senantiasa menunjukan jalanNya yang lurus. Aamiin. Ingin sekali bisa melihat dan berkumpul dengan Rasulullah saw dan orang-orang shalih di telaga Al Kautsar :’).
Dalam bayangan saya membaca hadits ini, telaga Al Kautsar adalah sebuah telaga yang hening, teduh, banyak pohon rimbun, air telaganya berwarna hijau karena pantulan bayang-bayang dari pepohonan yang rimbun. Udara disana sangat sejuk, sedikit terlihat semburat warna kuning akibat cahaya yang masuk dari celah-celah pepohonan. Indah sekali.
Saya pun mengambil foto buku Syarah Hadits Qudsi dari Pustaka Azzam ini pada bagian hadits diatas dan mengirimkannya ke group fall n spring (group sahabat-sahabat saya), harapannya ketika mereka membaca, mereka juga dapat membayangkan telaga Al Kautsar seperti apa yang saya bayangkan.
Namun, tak disangka, seorang sahabat saya dengan cepat merespon postingan saya.
“Selama ini kl baca Al Kautsar itu telaga. Dan dalam bayanganku yang miskin kosakata, telaga adalah danau. Jadi ternyata maksudnya sungai?”
Saat membaca pertanyaan teman saya tersebut, saya baru menyadari kalau dalam hadits tersebut Al Kautsar adalah Sungai. Mungkin saya terlalu terfokus kepada bagian-bagian yang telah saya sebutkan tadi diatas, sehingga tidak menyimak dengan rinci bahwa Al Kautsar pada hadits tersebut adalah Sungai.
Kemudian saya kembali membaca syarah hadits tersebut dan saya menemukan penjelasan terkait gambaran telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam di hadits yang lain.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullahu Ta’ala di dalam bab Al-Haudh, juz VIII, hal 119.
379. Kami dikabarkan oleh Amru bin Ali, kami dikabarkan oleh Muhammad bin Ja’far, kami dikabarkan oleh Syu’bah, dari Al Mughirah, dia mendengar Abu Wa’li dari Abdullah ra, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam, beliau bersabda,
“Aku akan mendahului kalian [untuk sampai] di telaga. Beberapa orang di antara kalian pasti akan diangkat bersama-sama denganku. Kemudian pasti akan ada juga orang yang ditarik dariku. Maka aku pun berkata, ‘Wahai Tuhanku, mereka itu adalah para sahabatku’. Lalu dikatakan, ‘Sesuangguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah mereka kerjakan sepeninggal dirimu’.”
Dalam penjelasan hadits ini dijelaskan,
Al Qasthalani rahimahullahu Ta’ala menyebutkan bahwa penyusun kitab Al Tadzkirah berkata, “Yang tepat sebenarnya Rasulullah saw memiliki dua buah telaga. Telaga yang pertama berada di padang mashyar (sebelum shirah), sedangkan yang kedua terdapat di dalam surga. Kedua telaga tersebut bernama “Kautsar”. Namun Al Qasthalani memberikan komentar bahwa yang dimaksud Kautsar sebenarnya adalah sungai yang mengalir didalam surga. Air surga itulah yang bermuara ke telaga, namun telaga tersebut akhirnya juga disebut Kautsar. Telaga tersebut pada hakikatnya kepanjangan dari sungai Kautsar.
Sehingga, Al Kautsar yang selama ini berada dalam bayangan saya ternyata bukan hanya sebuah telaga tetapi juga merupakan sungai yang airnya bermuara ke telaga tersebut.
sumber: forum.viva.
sumber: forum.viva.
0 Response to "Misteri Sungai dan Telaga Al Kautsar di Surga"
Post a Comment