Inilah Lima (5) Mitos Jawa yang Masih Dipercaya



Mitos adalah cerita tradisional yang dipercaya masyarakat tertentu namun masih dipertanyakan kebenarannya. Bahkan ada yang menganggap bahwa mitos hanyalah kebohongan orang tua untuk melarang anaknya melakukan sesuatu. Benarkah demikian? Tidak semua mitos seperti itu. Beberapa mitos dibawah ini bahkan masih dipercaya hingga saat ini. Dan secara tidak langsung, banyak orang yang mempercayai mitos tersebut.

1. “Jangan keluar rumah saat Maghrib, nanti dibawa Wewe Gombel”

sumber gambar
Buat kalian yang suka keluyuran saat senja tiba, pasti pernah mendengar omelan ibu kalian seperti ini, “Jangan keluar petang-petang, nanti dibawa Wewe Gombel”. Yang jadi pertanyaannya adalah benarkah demikian?

Maksud dari kalimat tersebut adalah kita dilarang keluar rumah waktu senja karena saat tersebut digunakan orang untuk sholat Maghrib. Lagi pula, waktu sholat Maghrib sangat pendek, yakni kurang lebih 40 menit saja. Jadi di khawatirkan kita akan kehabisan waktu untuk mengerjakan sholat 3 rokaat tersebut.

Sementara pemakaian kata “Wewe gombel” lebih kepada supaya anak-anak takut dan enggak berani membantah larangan orang tua. Kalian pasti tahu kan kalau wewe gombel itu suka membawa pergi anak-anak.

2. “Kalau makannya enggak habis, nanti ayamnya mati”

sumber gambar
Siapa sih yang enggak suka makan? Apalagi kalau makanan favorit, tanpa disuruh oleh ibu pun pasti langsung dimakan. Berbanding terbalik ketika kamu masih kecil. Saat itu kamu pasti susah makan yang menjadi problem umum anak-anak.

Disinilah orang tua mengakalinya dengan mengucapkan kalimat mitos yang dipercaya hingga kini. “Kalau makannya enggak habis, nanti ayamnya mati loh”. Terus apa hubungannya makan sama ayam? Maksudnya kita disuruh untuk selalu menghargai rezeki yang sudah Tuhan berikan. Makanya kita disuruh untuk menghabiskan makanan.

Lalu kalimat “nanti ayamnya mati” artinya ayam termasuk rezeki yang Tuhan berikan kepada manusia untuk dijadikan hewan ternak maupun lauk pauk. Kalau kamu menyia-nyiakan rezekimu, bukan tak mungkin Tuhan akan berhenti memberimu rezeki.

3. “Jangan mainan beras, nanti berasnya nangis”
sumber gambar
Saat ibu memasak di dapur, tak jarang si anak akan mengikutinya untuk sekedar menemani maupun bermain disana. Dan yang paling sering dibuat mainan saat di dapur adalah beras. Jika kamu bermain dengan beras, maka ibumu akan menegurmu seperti ini, “Jangan mainan beras, nanti berasnya nangis”.

Arti dari perkataan tersebut menandakan bahwa beras sebagai makanan pokok, di anggap derajatnya lebih tinggi daripada bahan makanan lain. Mengapa? Karena setiap hari kita pasti mengkonsumsi beras dan peran beras dalam tubuh manusia sangat vital.

4. “Jangan duduk di atas bantal, nanti pantatmu bisulan”
sumber gambar
Mungkin kamu pernah melihat di televisi ada seseorang yang duduk di atas bantal. Karena pengaruh tersebut akhirnya kamu mengikuti gayanya. Sontak saja orang tuamu akan menegur perbuatan yang telah kamu lakukan. Mengapa orang tuamu melakukan hal demikian?

Secara logika, bantal merupakan benda yang digunakan untuk tidur sebagai alas kepala. Jika dirinci, kepala adalah bagian tubuh manusia yang paling mulia karena di dalamnya ada otak sebagai kunci untuk berpikir. Sementara pantat merupakan bagian tubuh manusia yang paling ‘rendah’. Jadi apakah kamu mau bagian tubuhmu yang paling mulia disamakan dengan yang paling rendah?

5. “Ketika ada ayam berkokok malam hari, segeralah berdoa”
sumber gambar
Idealnya ayam berkokok ketika menjelang pagi hari sebagai tanda malam telah berakhir. Lalu bagaimana dengan fenomena ayam yang berkokok saat malam hari atau dini hari? Ayah dan ibu sering berkata untuk selalu berdoa saat hal tersebut terjadi. Mengapa demikian?

Hal tersebut terjadi karena ayam sedang melihat malaikat. Kamu pasti sudah tahu bahwa malaikat diciptakan Tuhan dari cahaya. Sementara ayam ketika melihat cahaya, pasti akan berkokok meski belum pagi hari. Jadi orang tua menyuruhmu berdoa supaya doamu diamini oleh malaikat yang berada di dekatmu.

Setelah baca ulasan sedikit ini, apakah rasa penasaranmu tentang maksud dari mitos tersebut sudah terpenuhi?

sumber: log.viva.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan Admin: 

Bahwa sebenarnya poin no 5, bukanlah mitos berdasarkan kepercayaan dan adat budaya , namun merupakan kebenaran sesuai dengan hadist Nabi Muhamad SAW.

Rasul Shallallahu ‘alaihi Wasallam  sebagaimana hadits beliau Shallallahu ‘alaihi Wasallam:
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيكَةِ فَاسْألوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نهيْقَ الْحَمِيْرِ فَتَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
( رواه البخاري )
“Apabila kalian mendengar ayam jantan berkokok (di waktu malam), maka mintalah anugrah kepada Allah, karena sesungguhnya ia melihat malaikat. Namun apabila engkau mendengar keledai meringkik (di waktu malam), maka mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan syaithan, karena sesungguhnya ia telah melihat syaitan.”
Dan diperjelas oleh Al Imam Bukhari dalam kitab Adab Al Mufrad bahwa yang dimaksud adalah ayam jantan yang berkokok di malam hari, maka jika kita mendengar suara kokok ayam jantan di malam berdoalah kepada Allah dan memohon anugerah-anugerah dari Allah, karena ayam jantan itu berkokok disebabkan melihat malaikat yang turun ke muka bumi untuk menyaksikan hamba-hamba yang melakukan qiyamul lail atau shalat tahajjud di malam hari.
Tetapi jika kita mendengar suara keledai di malam hari maka berlindunglah kepada Allah karena ia melihat syaitan mungkin berupa jin pembawa sihir dan lainnya, demikian pula jika mendengar ringkikan kuda di malam hari maka berlindunglah kepada Allah, karena Allah yang menciptakan syaitan maka jangan takut dengan syaitannya

0 Response to "Inilah Lima (5) Mitos Jawa yang Masih Dipercaya "