Oleh: Ustadz Qomar ZA, Lc.
Keyakinan akan munculnya Al-Masih di akhir zaman juga diakui Yahudi
dan Nasrani. Namun tentu saja keyakinan mereka menyimpang dari kebenaran
(Islam) yang kemudian mewujud menjadi kekufuran terhadap Allah.
Yahudi
Di antara aqidah Yahudi, mereka meyakini kemunculan seseorang yang
diklaim bakal mengembalikan kejayaan mereka. Mereka menyebutnya
“Al-Masih Al-Muntazhar” yakni Al-Masih yang dinanti. Dalam keyakinan
mereka, orang tersebut berasal dari keluarga Nabi Dawud, yang nantinya
akan menundukkan umat, memperbudak mereka, dan mengembalikan kejayaan
Yahudi. Serta berbagai keyakinan dan harapan yang dibumbui
bermacam-macam kedustaan sebagaimana tertera dalam kitab Talmud mereka.
Aqidah ini terus mereka yakini hingga saat ini, terbukti dengan
tercantumnya hal itu dalam Protokolat Yahudi Zionis. (Dirasat fil Adyan,
hal. 265, Badzlul Majhud, 1/227)
Nasrani
Orang-orang Nasrani juga meyakini akan munculnya Al-Masih di akhir
zaman meskipun mereka telah meyakini kematiannya. “Injil-injil” mereka
menyebut, Isa disalib pada Jum’at dini hari lalu meninggal pada sore
harinya setelah menyeru: “Tuhanku, Tuhanku, mengapa engkau biarkan
aku?”[1] Selanjutnya pada malam itu, diturunkan dari salib dan
dimasukkan ke liang kubur malam itu juga serta terus di dalam kubur
hingga malam Ahad. Esoknya, pada hari Ahad, ketika orang-orang datang ke
kuburannya ternyata kuburnya telah kosong. Dikatakan kepada mereka
bahwa ia bangkit dari kuburnya, lantas tinggal bersama mereka selama 40
hari lalu ia terangkat ke langit sementara mereka melihatnya.
Demikian –secara ringkas– “injil-injil” mereka menyebut. Sebuah
keyakinan yang pasti bahwa injil-injil mereka telah mereka selewengkan
sehingga cerita semacam ini tidak bisa kita percayai. Terlebih yang
jelas bertentangan dengan Al-Qur`an, yaitu penyebutan kematian Isa,
penyaliban Isa, dan pembunuhan terhadapya.
Dari kisah tadi mereka meyakini akan kembalinya Isa di mana nantinya
ia akan menghisab/menghitung amal manusia, membalas mereka, serta
mengumpulkan kembali orang-orang Nasrani. (Dirasat fil Adyan hal. 264,
283)
Ibnu Taimiyyah t menjelaskan: Tiga umat menyepakati berita akan
munculnya Al-Masih pembawa petunjuk dari keluarga Dawud dan Al-Masih
pembawa kesesatan. Dan mereka sepakat bahwa Al-Masih pembawa kesesatan
belum muncul, tapi akan muncul. Mereka juga sepakat bahwa Al-Masih
pembawa petunjuk akan datang. Lalu muslimin dan Nasrani sepakat bahwa
Al-Masih pembawa petunjuk adalah Isa bin Maryam, sementara Yahudi
mengingkarinya, dengan pengakuan mereka bahwa Al-Masih itu memang dari
keturunan Dawud. (Dalam pengingkaran ini, -pent.) mereka beralasan bahwa
Al-Masih yang dijanjikan adalah yang seluruh manusia beriman kepadanya.
Mereka beranggapan, Al-Masih Isa diutus dengan agama Nasrani padahal
itu agama yang jelas salah.
Karena itu, ketika muncul Al-Masih Ad-Dajjal
mereka pun mengikutinya. Maka keluarlah mengikutinya 70.000 Yahudi
Ashbahan [2] yang memakai jubah hijau.” (Al-Jawab Ash-Shahih Liman
Baddala Dinal Masih, 3/324 dinukil dari kitab Badzlul Majhud, 1/262)
Dari keterangan Ibnu Taimiyyah t di atas, kita bisa mengambil suatu
bantahan terhadap sikap Yahudi, di mana yang mereka sebut Al-Masih
Al-Muntazhar itu sejatinya adalah Nabi Isa bin Maryam r. Namun sejak
diutusnya, mereka sudah mengingkarinya, bahkan melontarkan
tuduhan-tuduhan keji serta tuduhan kekafiran kepada Isa dan kepada
ibunya sebagaimana termaktub dalam kitab Talmud mereka [3].
Sehingga
mereka, ketika turunnya Isa nanti di akhir zaman, akan menjadi
musuh-musuh utama Nabi Isa. Maka terjadilah peristiwa terbunuhnya
Al-Masih Ad-Dajjal pembawa kesesatan oleh Al-Masih Ibnu Maryam, pembawa
hidayah. Sebagaimana terjadi pula peperangan antara pengikut
masing-masing Al-Masih.
Lantas, Al-Masih apa yang dinanti Yahudi dengan segala harapan dan
‘kesabaran’ mereka? Ternyata dia adalah Al-Masih Ad-Dajjal, sang pembawa
kesesatan, yang ternyata juga seorang Yahudi.
Adapun keyakinan Nasrani, walaupun mereka sepakat dengan muslimin
bahwa yang dimaksud adalah Isa bin Maryam, namun pada perincian
keyakinan mereka sangat jauh berbeda dan sangat bertolak belakang.
Karena orang Nasrani meyakini Isa sebagai Tuhan dan nanti akan
menghisab/menghitung amalan manusia serta membalasi amal mereka. Adapun
muslimin meyakini bahwa Isa naik sebagai manusia, demikian pula turun
sebagai manusia sebagaimana perincian yang telah lewat.
Atas dasar keyakinan mereka itu, mereka sejatinya lebih dekat kepada
Al-Masih Ad-Dajjal, karena Dajjal nanti akan mengaku sebagai Tuhan dan
akan membawa semacam surga dan neraka, menguji manusia dan membalas
mereka. Sehingga bila seorang Nasrani tidak beriman akan kemanusiaan
Al-Masih Ibnu Maryam, tentu ia akan menjadi pengikut Al-Masih Ad-Dajjal.
Hanya kepada Allah kami memohon keselamatan.
1 Dari kata-kata yang mereka kisahkan ini, kalau mereka jujur, mereka
akan mengetahui bahwa Isa q sesungguhnya bukan Tuhan. Bahkan ia adalah
seorang hamba yang butuh pertolongan Tuhannya.
2 Salah satu kota di Iran yang banyak dihuni orang Yahudi. Bisa juga
dibaca Ashfahan. Kini lebih dikenal sebagai Isfahan atau Esfahan.
3 Lihat Badzlul Majhud, 1/262-263
(Asy-Syariah)
sumber: islampos
0 Response to "Al-Masih Versi Yahudi dan Nashrani"
Post a Comment