Video berdurasi 8 menit lebih yang diunggah pada Youtube, 7 Oktober 2010 itu tak hanya mencengangkan semua peserta acara itu, tetapi juga membuka mata kita, kaum Muslimin.

Bahkan, seorang netizen berinisial MA dalam akun Facebooknya, Rabu (27/4/2015) mengatakan bahwa, “Ummat Islam harus melihatnya. Bagaimana orang kafir memasukkan babi ke dalam makanan, kue, cokelat, roti, rokok, kosmetik, alat dapur, cat rumah, aksesoris mobil, dan perlengkapan mandi seperti, sabun, pasta gigi, dan sikat gigi.” Ia juga mengajak Muslimin untuk tetap awas, mewaspadai produk-produk berbahan babi yang mengepung kita.

Betapa tidak, dari kutipan katalog pada presentasi Christien, kita sebagai Muslim menjadi ngeri. Setidaknya disebutkan ada 16 produk yang kita temui sehari-hari ternyata mengandung babi, hewan yang diharamkan Allah subhanahu wata’ala pada Qur’an Surat Al-Maidah ayat 3.

Secara rinci Christien membagi katalognya ke dalam 7 seksi, berdasarkan bagian-bagian babi. Diantaranya adalah, kulit, tulang, daging, jeroan babi, darah, lemak, dan lain-lain. Semua dijelaskan peneliti muda itu berdasarkan kegiatan sehari-hari kita, mulai dari bangun tidur, hingga tidur kembali.

Pada pagi hari misalnya, manusia akan ke toilet. Disana ada sabun. Agar sabun mengeras dan memancarkan efek kilau seperti mutiara, maka perusahaan sabun memasukkan asam lemak babi dari rebusan tulang babi saat produksinya. Begitu pula pada sampo, kondisioner, losion tubuh, dan pasta gigi.

Saat sarapan, kebanyakan roti diberi pengembang adonan yang bahan dasarnya dari bulu babi. Selain itu, mentega rendah lemak, telah diberi gelatin untuk menjaga tekstur dan rasa lemak yang telah sengaja dikurangi.

Beralih ke perjalanan, disana ada gedung-gedung dan jalan beton. Beton ringan yang berbalok-balok, ternyata dibuat dari tulang babi yang selanjutnya dapat digunakan kembali abunya sebagai rem kereta buatan Jerman.

Saat makan siang, sebagian orang akan memakan kue dan aneka makanan penutup. Cheese cake, mouse cokelat, tiramisu, puding vanila, dan semua makanan yang ada di pendingin supermarket mengandung gelatin agar selalu tampak dalam kondisi bagus.

Bagaimana dengan perlengkapan makannya? Ternyata, porselin Cina berbahan tulang babi. Para pembuat porselin sengaja menambahkan bubuk tulang babi agar barang porselin yang dibuatnya terlihat tembus cahaya, mengilap juga kuat. Barang yang biasa disebut fine bone China itu biasa juga digunakan untuk membuat patung dan gerabah keramik Cina.

Beralih pada interior ruangan, kandungan babi dapat terdeteksi pada cat (untuk tekstur dan kilauannya). Selain itu, amplas juga menggunakan lem tulang babi sebagai perekat antara butiran pasir dan kertas amplasnya. Kuas cat pun digunakan bulu babi, karena dianggap bersifat kuat dan keras, cocok untuk mengecat dinding.

Terkait daging, Christien tidak membicarakan secara keseluruhan, sebab itu merupakan setengah dari pembahasan katalognya. Ia hanya membahas sesuatu yang menarik, yang hampir tidak diketahui orang yakni, daging terporsi. Biasanya, daging terporsi disimpan di bagian makanan dalam pendingin, secara khusus disebut steak daging sapi. Meski berbahan dasar daging sapi, namun tak sepenuhnya daging itu berbentuk seutuh yang ada di pendingin.

Sebetulnya para penjagal menyatukan sisa-sisa daging sapi agar mencapai prinsip “zero waste” (red.) atau tidak mubazir. Karenanya, serpihan-serpihan daging sisa itu disatukan dengan menggunakan lem fibrin dari darah babi. Setelah semuanya dilem, serpihan itu menyatu dan dibentuk seperti guling (sosis raksasa) dan dibekukan. Pasca pembekuan, sosis itu dipotong sesuai porsi yang diharapkan, sesuai dengan ukuran steak sapi pada umumnya. Hal ini juga biasa dilakukan untuk mengutuhkan daging tuna dan kerang.

Steak juga sering disandingkan dengan bir sebagai minumannya. Ternyata, bir juga mengalami proses penjernihan dengan cara diberi gelatin. Proses yang sama juga dilakukan oleh perusahaan jus buah. Astaghfirullah.

Setelah makan, orang lantas merokok. Perlu kita ketahui bahwa salah satu perusahaan rokok di Yunani mengaku secara terang-terangan bahwa, filter diberi hemoglobin (sel darah merah) babi. Hal itu diklaim perusahaan sebagai upaya “memberi paru-paru buatan pada filter rokok”, agar perokok menjadi lebih sehat.
Di lain pihak, kolagen babi diklaim sangat bermanfaat untuk perawatan wajah. Suntik kolagen babi terkenal sejak 1970-an. Bahan itu disuntikkan pada kerutan-kerutan dengan alasan gen babi lebih dekat dengan gen manusia. Innalillaahi wa innai ilaihi raaji’uun.

Saking kuatnya, jaringan katup jantung babi dijadikan bahan untuk peluru. Untuk keperluan ini, Christien sengaja menghubungi perusahaan amunisi terbesar Amerika Serikat, namun tidak diberi kesempatan memeriksa sampelnya.

Untuk katup jantung, Christien lebih terkesima lagi dengan fungsinya pada operasi jantung. Katup jantung babi ternyata dapat menggantikan katup jantung manusia tanpa melalui proses operasi terbuka. Dokter hanya melepaskan selaput luar katup jantung manusia dan menggantikannya dengan katup jantung babi, lantas voila, jantung pasien dapat berdegup kembali. Maasyaa Allah.

Menurut Christien penerapan teknologi itu adalah momen yang sangat ajaib. Teknologi katup jantung babi medis semacam itu dimiliki oleh perusahaan Belanda. Saat ia hendak meneliti sampel katup tersebut, lagi-lagi Christien ditolak perusahaan, kali ini dengan alasan perusahaan tidak mau disangkut-pautkan dengan babi.

Dapat disimpulkan bahwa semua bagian babi sangat berguna bagi kehidupan manusia. Bahkan sisa-sisa bagian babi dapat dijadikan bahan bakar dan sumber energi listrik yang dapat diperbaharui.

Pertanyaan Christien, “mengapa manusia memperlakukan babi tidak seperti raja dan ratu? Padahal, semua benda di sekitar kita hampir semuanya mengandung babi.”

Dengan hadits Abu Hurairah berikut ini kita dapat menjawab tanya besar itu,

« أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.’

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?.” (HR. Muslim no. 1015)

Semoga Allah berikan taufiq dan hidayah kepada Christien atas penemuannya yang telah membantu kaum Muslimin menjaga kesuciannya dari najis babi. Laa hawla walaa quwwata illabillah. (adibahasan/arrahmah.com)