Kumpulan Humor Gus Dur

Ketika Gus Dur guyon dan serius soal poligami
Gus Dur dan Mahasiswa. ©2012 Merdeka.com



Ketika Gus Dur Guyon dan Serius Soal Poligami

Selama hidupnya, Gus Dur sebenarnya punya banyak alasan dan kesempatan untuk melakukan poligami. Namun, dia tidak melakukan itu. Sampai matinya, Presiden ke-4 RI tersebut memilih setia kepada Sinta Nuriyah, kendati tidak dikaruniai seorang pun anak laki-laki.

Bukan rahasia umum, banyak pihak di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang 'tidak rela' jika seorang kiai 'hanya' memiliki anak perempuan, yang dianggap punya posisi lebih rendah ketimbang anak laki-laki.

Gus Dur yang memiliki empat anak perempuan sempat disarankan untuk menikah lagi, bahkan sering diperkenalkan dengan perempuan-perempuan lain untuk 'nikah siri' demi mempunyai keturunan laki-laki. Namun, dia menentang dan memilih 'kabur' dari perempuan-perempuan itu.

Dalam sebuah kesempatan di peringatan Hari Kartini 2002, Gus Dur pernah menyampaikan bahwa yang melakukan poligami adalah orang yang tidak mengerti kitab suci.

"Karena kalau disebutkan poligami boleh dilakukan asal adil, dan yang menentukan adil tidaknya itu seharusnya adalah sang objek yaitu si perempuan," ujar Gus Dur pada acara peringatan Hari Kartini di Yogyakarta, kala itu.

Dalam acara tersebut Gus Dur didampingi istrinya Shinta Nuriyah yang membacakan tulisan bertajuk Kartini dan poligami. Barangkali itulah alasan Gus Dur tidak memilih poligami, meski tidak punya anak laki-laki.

Namanya Gus Dur, kurang lengkap rasanya tanpa humor yang dia lontarkan. Nah, soal poligami ini Gus Dur juga melemparkan humor renyahnya dalam sebuah kesempatan lain.

Gus Dur mengatakan dia punya analisis tersendiri kenapa kiai NU banyak yang poligami. "Ya gimana lagi, lha kiai itu datang ke diskotek aja nggak boleh, ke tempat prostitusi apalagi. Ya sudah satu-satunya jalan ya poligami itu!"

Siapa yang mendengarkan pasti ngakak, Anda juga kan? Gus..Gus.

Dicium artis cantik

Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pakai kulo nuwun alias permisi.

Kisah ini diceritakan Gus Mus, kiai kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah. Menurut Gus Mus, aksi artis cantik itu jelas membuat beberapa di antara mereka yang hadir langsung kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.

Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.

"Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?" ujar Gus Mus.

Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele. "Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan kepingin," ujar Gus Dur.

Guyonan Gus Dur: Cara Pak Dandim Menebak Umur Mummi

Guyonan ini dilontarkan Gus Dur untuk menyindir pemerintah Orde Baru. Kisah ini tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, Mesir. Puluhan negara diundang oleh pemerintah Mesir, dan sebagian besar mengirimkan jagonya.

Amerika Serikat, misalnya, mengirimkan tim ahli paleo-antropologi-nya yang terbaik. Begitu pula Jerman, Prancis, Jepang, RRC, Inggris, dan lain-lain. Pemerintah Indonesia lain dari yang lain, hanya mengirim seorang Komandan Kodim (Dandim).

Tim Prancis tampil pertama kali, membawa peralatan mutakhir, ukur sana ukur sini, catat ini dan itu, lalu dua jam kemudian menyerah tanpa hasil. Pakar Amerika perlu waktu lebih lama, tapi taksirannya keliru. Tim Jerman menyatakan usia mumi itu tiga ribu dua ratus tahun lebih sedikit, tapi salah. Ahli dari Jepang menyebut angka yang hampir sama, setelah meneliti selama tiga jam.

Giliran peserta dari Indonesia maju. Pak Dandim kita ini bertanya pada panitia, bolehkah dia memeriksa mumi itu di ruang tertutup.

"Oh, tentu saja boleh, silakan," jawab panitia.

Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringat Pak Dandim keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri.

"Usia mumi ini lima ribu seratus dua puluh empat tahun tiga bulan dan tujuh hari," katanya dengan lancar, tanpa keraguan sedikit pun.

Ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum. Jawaban itu tepat sekali. "Bagaimana mungkin pakar dari Indonesia ini mampu menebak dengan tepat dalam waktu sesingkat itu?," ucap salah seorang tim juri, heran.

Hadiah pun diberikan. Ucapan selamat mengalir dari para peserta, pemerintah Mesir, perwakilan negara-negara asing dan sebagainya. Pak Dubes dan seluruh staf KBRI bangga bukan kepalang.

Menjelang kembali ke Indonesia, Pak Dandim dikerumuni wartawan dalam dan luar negeri di lobi hotel.

"Anda luar biasa," kata mereka. "Bagaimana cara Anda mengetahui dengan persis usia mumi itu?"
Pak Dandim menjawab dengan ekspresif dan singkat, "saya gebuki, eh ngaku dia."

Itulah Gus Dur , terkadang untuk mengkritik pemerintah tidak melulu pakai diplomasi yang serius, tapi cukup dengan guyonan-guyonan menohok. Humor menjadi salah satu ciri khas mantan presiden RI keempat ini, yang sekarang mulai dirindukan pengagumnya.


Becak Dilarang Masuk

Presiden Gus Dur pernah bercerita kepada salah seorang menterinya Mahfud MD tentang orang Madura yang banyak akal dan cerdik.

Ceritanya begini: Ada seorang tukang becak asal Madura yang kepergok seorang polisi ketika memasuki kawasan "Becak dilarang masuk".

Tukang becak itu nyelonong, dan polisi pun datang menyemprit.

"Apa kamu tidak melihat gambar itu? Becak tak boleh masuk jalan ini," kata polisi itu membentak.

"Oh saya lihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada orangnya. Becak saya kan ada orangnya, berarti boleh masuk," jawab si tukang becak.

"Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan becak dilarang masuk!" bentak Pak polisi lagi.

"Tidak pak, saya tidak bisa baca. Kalau saya bisa baca ya saya pasti jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini," jawab si tukang becak cengengesan.


Doa Sebelum Makan


Gus Dur bercanda dengan para pastor di Semarang. Ada seorang pastor yang punya hobi aneh, berburu binatang buas, kata Gus Dur. Setiap hari Minggu, selesai misa ia pergi ke hutan.Ketika ia melihat seekor harimau langsung saja ia menarik pelatuk senapan dan ia pun menembak. "Dor, dor, dor!"

Ternyata tembakannya meleset. Dan.. Harimau balik mengejar. Sang pastor yang langsung berlari terbirit-birit.

Namun sialnya, di depan sang pastor berhadapan dengan da jurang yang sangat dalam. Ia harus berhenti. Ia pasrah, berlutut. Harimau mendekatinya perlahan, siap menerkam.

Jantung sang pastor berdegub semakin kencang. Ia mengatupkan tangannya, berdoa dan menutup mata.

Ia berdoa lama sekali. Sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup. Ia menoleh ke samping. Dilihatnya harimau itu terdiam di sampingnya sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti sedang berdoa.

Sang pastor bertanya kepada harimau, "Kenapa, kamu kok tidak menerkam saya, malah ikut-ikutan berdoa?"

"Ya saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!" kata harimau.


Ketika Gus Dur Dikibuli

Gus Dur rutin tidur malam pukul 01.00 WIB. Ketika bertanya kepada keluarga atau pengawalnya, "Jam berapa sekarang?" dan jawabannya belum sampai waktu yang ditentukan itu, ia tidak akan tidur.

Nah untuk menjaga kesehatan Gus Dur agar tidak tidur terlalu malam, pihak keluarga pun berkomplot. "Kalau Gus Dur tanya jam berapa, bilang sudah jam satu." Dan Gus Dur pun beranjak tidur.

Hal itu berlangsung beberapa kali. Gus Dur pun akhirnya sadar. "Wah selama ini saya dikibulin."

Tanpa sepengetahuan keluarga, Gus Dur membeli jam tangan yang ketika dipencet bisa berbunyi.

Suatu malam, pukul 11 malam Gus Dur bertanya, "Sudah jam berapa sekarang?" Kompak semua bilang. "Jam satu Gus!"

Sambil tersenyum, Gus Dur langsung memencet jam tangan dan bisa didengar semua: "Sekarang jam 11 malam," kata jam tangan itu dalam bahasa Inggris.


Cara Gus Dur Halalkan Ikan Curian dari Kiai

Saat Abdurrahman ad-Dakhil (Gus Dur) masih berusia belasan tahun, ia mondok di Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam atau Pesantren API Tegalrejo, Magelang tahun 1957-1959. Gus Dur bersama beberapa teman-temannya merancang skenario pencurian ikan di kolam milik Sang Guru, Kiai Chudlori.

Pada waktu itu, Gus Dur menyuruh teman-temannya untuk mencuri ikan di kolam sementara Gus Dur mengawasi di pinggir kolam.

Gus Dur tak ikut terjun masuk kolam, hanya di pinggirnya saja, dengan dalih untuk mengawasi jika sewaktu-waktu Kiai Chudlori keluar dan melewati kolam.

Tak lama kemudian, Kiai Chudlori selalu keluar rumah setiap pukul 01.00 WIB untuk menuaikan shalat malam di masjid dan melintas di dekat kolam. Seketika itu juga, teman-teman bengal Gus Dur yang sedang asyik mengambil ikan langsung disuruh kabur. Sementara Gus Dur tetap berdiri di pinggir kolam dengan memegang ikan hasil curian.

"Tadi ikan milik kiai telah dicuri oleh santri-santri bengal dan saya berhasil mengusir para pencuri itu,? Ikan hasil curiannya berhasil saya selamatkan," kata Gus Dur kepada Kiai Chudlori.

Atas "jerih-payah" itu, akhirnya Kiai Chudlori menghadiahkan ikan tersebut kepada Gus Dur, untuk dimasak di kamar bersama teman-temannya. Dan ikan itu langsung dimasak dan dinikmati Gus Dur bersama teman-teman bengalnya.

Teman-teman bengal yang disuruh mencuri tadi mengajukan protes kepada Gus Dur. Namun bukan Gus Dur namanya jika tak bisa berdalih yang lebih penting adalah hasilnya.

"Ah kamu juga ikut makan ikannya. Lagi pula, ikan ini kan sudah halal," kata Gus Dur enteng.


Menteri Tak Berpengalaman

Saat menjadi Presiden Republik Indonesia, Gus Dur dua kali merombak Kabinet Persatuan Nasional. Dia sempat menunjuk Mahfud MD menjadi menteri pertahanan menggantikan Juwono Sudarsono.

Nah, Mahfud MD pun kebingungan. Saat itu Mahfud lebih dikenal sebagai seorang akademisi. Dia menjadi Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Sama sekali tak punya latar belakang soal pertahanan atau militer.

Mahfud sempat mengira dirinya ditunjuk jadi menteri pertanahan. Tapi ternyata Gus Dur benar-benar mengangkatnya jadi menteri pertahanan bukan pertanahan.

Mahfud MD pun menghadap Gus Dur. Dia menyatakan pertimbangannya. "Saya kan tidak berpengalaman di bidang militer dan pertahanan, Gus," kata Mahfud.

Gus Dur enteng saja menjawab. "Saya juga tidak punya pengalaman jadi presiden, bisa kok!" balasnya.

Itulah Gus Dur. Jawaban itu membuat Mahfud mau menjadi menteri pertahanan. Dia dilantik 26 Agustus 2000 dan menjabat sampai 9 Agustus 2001. Saat Megawati naik menjadi presiden, Mahfud digantikan Matori Abdul Djalil.

Tugas yang diberikan Gus Dur pada Mahfud cukup berat. Salah satunya menghentikan dominasi militer dalam perpolitikan dan mengembalikan fungsi ABRI sebagai pengayom sipil. Gus Dur tak ingin tentara represif seperti zaman Soeharto.

sumber

0 Response to "Kumpulan Humor Gus Dur"