Dalam hidup ini kita telah ditakdirkan menjadi makhluk pribadi dan
makhluk sosial. Selain kita harus memenuhi hajat hidup pribadi, kita
juga pastilah berhubungan dengan orang lain.
Dalam proses membangun komunikasi dengan orang lain ini kita pun dituntun Rosululloh bukan hanya sebatas membangun komunikasi, namun sampai tingkat saling menimbulkan rasa aman dan tentram antar sesama.
Sehingga dari seluruh aktivitas dan pembicaraan yang keluar dari lisan ini tidak boleh menyakiti hati saudara seiman.
Untuk menumbuhkan rasa sayang antar saudara seiman kita haruslah melakukan suatu amalan yang menjadikan saudara kita tersebut teringat dan bahagia. Salah satu amaliyah yang indah tersebut kita disunahkan saling memberi hadiah atau saling bersodaqoh.
Namun sudah menjadi tabiat kita sebagai wanita yang lebih mendahulukan hati dari pada fikiran. Sehingga sering dari kita menunda begitu banyak kebaikan yang seharusnya mampu kita lakukan karena sebab merasa apa yang akan diberikan kepada saudara seiman tersebut dianggap kurang pantas.
Akibat dari riwehanya (Sunda) hati tersebut, sering kali ukuran pantas dan tidak pantas seolah lebih kita kedepankan. Sehingga banyak keinginan baik yang kita lakukan tidak jadi terealisasi.
Apakah hal seperti itu sudah menjadi fitrah wanita atau tidak? Namun faktanya kejadian tersebut pun pernah dialami istri Nabi Aisyah Radhiyallohu 'Anha. Suatu hari Rosululloh memerintahkan kepad Aisyah untuk memberikan satu kaki kambing kepada tetangganya yang diperbanyak kuahnya.
Sebagai seorang istri yang sholihah, Aisyah melaksanakan apa yang diperintahkan suaminya. Namun dibalik ketaatan Aisyah saat melaksanakan apa yang diperintahkan Nabi Muhammad terlihat rasa enggan. Kemudian Rosululloh mengingatkan Aisyah.
"Wahai Aisyah... Lihatlah ke atas gunung itu. Gunung bisa menjulang setinggi itu karena terbuat dari kerikil yang banyak."
Dengan kecerdasannya, Aisyah mendengar nasihat dari Rosululloh telah memahami apa yang dimaksud atas nasihat tersebut. Aisyah pun memahami atas nasihat tersebut, bahwa Rosululloh mengingatkannya untuk tidak meremehkan suatu kebaikan. Sebagai istri yang sholihah maka Aisyah pun beristighfar dan meminta maaf kepada suaminya. Subhanalloh...
Sahabat muslimah...
Bahkan Rosululloh telah berpesan khusus untuk wanita dalam permasalahan ini.
Artinya: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: Wahai kaum wanita mukmin, janganlah seorang diantara kalian menyepelekan hadiah untuk tetangganya walau hanya dengan kaki kambing yang dimasak (dipanggang). (H.R. Ahmad)
Marilah kita memposisikan hati ini pada tempat yang tepat. Sehingga keinginan diri untuk saling memberi antar saudara seiman tidak tersandera karena ingin menyempurnakan amal ini.
Marilah kita menjadikan hati kita yang teramat sangat lembut dan teliti ini sebagai pendorong bagi kita untuk lebih merasakan apa yang dirasakan saudara kita. Sehingga disaat Alloh melimpahkan rizki, kita akan selalu ingat dengan saudara seiman maupun tetangga.
Janganlah kita merasa remeh atas kemampuan kita untuk memberi kepada saudara kita, dan saudara memberikan sesuatu kepada kita. Apapun wujudnya, kita dituntut untuk bersikap dengan sikap terbaik.
Rosululloh telah bersabda:
Rasulullah bersabda "Janganlah kamu menganggap remeh suatu kebaikan walaupun kamu hanya tersenyum kepada saudaramu ketika kamu sedang berbicara dengannya" (H.R Ahmad)
Sahabat muslimah...
Semoga kita menjadi pribadi yang pandai bersyukur dengan melatih diri untuk jeli mencari kebaikan dalam segala hal. Semoga kita menjadi pribadi yang pandai bersyukur dengan memperbanyak shodaqoh walaupun kemampuan kita belum seperti yang diharapkan. Wallohua'lam. [ukhwatuna/voa-islam.com]
Dalam proses membangun komunikasi dengan orang lain ini kita pun dituntun Rosululloh bukan hanya sebatas membangun komunikasi, namun sampai tingkat saling menimbulkan rasa aman dan tentram antar sesama.
Sehingga dari seluruh aktivitas dan pembicaraan yang keluar dari lisan ini tidak boleh menyakiti hati saudara seiman.
Untuk menumbuhkan rasa sayang antar saudara seiman kita haruslah melakukan suatu amalan yang menjadikan saudara kita tersebut teringat dan bahagia. Salah satu amaliyah yang indah tersebut kita disunahkan saling memberi hadiah atau saling bersodaqoh.
Namun sudah menjadi tabiat kita sebagai wanita yang lebih mendahulukan hati dari pada fikiran. Sehingga sering dari kita menunda begitu banyak kebaikan yang seharusnya mampu kita lakukan karena sebab merasa apa yang akan diberikan kepada saudara seiman tersebut dianggap kurang pantas.
Akibat dari riwehanya (Sunda) hati tersebut, sering kali ukuran pantas dan tidak pantas seolah lebih kita kedepankan. Sehingga banyak keinginan baik yang kita lakukan tidak jadi terealisasi.
Apakah hal seperti itu sudah menjadi fitrah wanita atau tidak? Namun faktanya kejadian tersebut pun pernah dialami istri Nabi Aisyah Radhiyallohu 'Anha. Suatu hari Rosululloh memerintahkan kepad Aisyah untuk memberikan satu kaki kambing kepada tetangganya yang diperbanyak kuahnya.
Sebagai seorang istri yang sholihah, Aisyah melaksanakan apa yang diperintahkan suaminya. Namun dibalik ketaatan Aisyah saat melaksanakan apa yang diperintahkan Nabi Muhammad terlihat rasa enggan. Kemudian Rosululloh mengingatkan Aisyah.
"Wahai Aisyah... Lihatlah ke atas gunung itu. Gunung bisa menjulang setinggi itu karena terbuat dari kerikil yang banyak."
Dengan kecerdasannya, Aisyah mendengar nasihat dari Rosululloh telah memahami apa yang dimaksud atas nasihat tersebut. Aisyah pun memahami atas nasihat tersebut, bahwa Rosululloh mengingatkannya untuk tidak meremehkan suatu kebaikan. Sebagai istri yang sholihah maka Aisyah pun beristighfar dan meminta maaf kepada suaminya. Subhanalloh...
Sahabat muslimah...
Bahkan Rosululloh telah berpesan khusus untuk wanita dalam permasalahan ini.
Artinya: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: Wahai kaum wanita mukmin, janganlah seorang diantara kalian menyepelekan hadiah untuk tetangganya walau hanya dengan kaki kambing yang dimasak (dipanggang). (H.R. Ahmad)
Marilah kita memposisikan hati ini pada tempat yang tepat. Sehingga keinginan diri untuk saling memberi antar saudara seiman tidak tersandera karena ingin menyempurnakan amal ini.
Marilah kita menjadikan hati kita yang teramat sangat lembut dan teliti ini sebagai pendorong bagi kita untuk lebih merasakan apa yang dirasakan saudara kita. Sehingga disaat Alloh melimpahkan rizki, kita akan selalu ingat dengan saudara seiman maupun tetangga.
Janganlah kita merasa remeh atas kemampuan kita untuk memberi kepada saudara kita, dan saudara memberikan sesuatu kepada kita. Apapun wujudnya, kita dituntut untuk bersikap dengan sikap terbaik.
Rosululloh telah bersabda:
Rasulullah bersabda "Janganlah kamu menganggap remeh suatu kebaikan walaupun kamu hanya tersenyum kepada saudaramu ketika kamu sedang berbicara dengannya" (H.R Ahmad)
Sahabat muslimah...
Semoga kita menjadi pribadi yang pandai bersyukur dengan melatih diri untuk jeli mencari kebaikan dalam segala hal. Semoga kita menjadi pribadi yang pandai bersyukur dengan memperbanyak shodaqoh walaupun kemampuan kita belum seperti yang diharapkan. Wallohua'lam. [ukhwatuna/voa-islam.com]
0 Response to "Wahai Wanita ! Janganlah Kau Remehkan Kebaikan"
Post a Comment