Ilus: Google |
Selama ini kita mempelajari pemindahan yang berbentuk data digital yang tidak bisa diraba, apa jadinya bila benda kasar dapat dikirimkan untuk memperlancar mobilsasi barang dalam transaksi ekonomi manusia. Jawabannya adalah teknologi teleportasi yang nantinya akan memudahkan komunikasi teknologi kebutuhan manusaia. Istilah teleportasi diperkenalkan oleh sorang tokoh yang bernama Charles Fort pada tahun 1931 yaitu seorang penulis mempopulerkan Teori Astronot Kuno.
Teleporasti adalah teknologi yang bisa memindahkan benda atau materi dari tempat yang berbeda dalam waktu yang cepat. Pada tahun 1993 seorang fisika yang bernama Charles Bennet menoba bereksperimen tentang teleportasi kuantum dalam annual meeting American Physical Society yang didukung oleh lab IBM.
Pada tahun 1998 team dari Eropa bersama California Institute of Technology berhasil melakukan teleportasi pada foton. ANU (Australian National University telah memanfaatkan Fenomena Quantum Entanglement. NIST (National Institute of Standards and Technology), Institute fur Experimentalphysik, Institute Niels Bohr bersama profesor Eugene Polzik berhasil memindahkan objek (kumpulan atom) makroskopik dengan jarak setengah meter. Sedangkan di negara Indonesia selama ini belum ada kabar teknologi teleportasi Indonesia baru bisa merencanakan telenursing.
Kita tentu ingat cerita nabi Sulaiman dalam Alquran yang seluruh isi kandungannya harus kita yakini. Kemukjizatan bahasa Alquran diantaranya adalah tidak bisa dirubah ke bahsa apapun untuk menjamin kemurnian Alquran itu sendiri yang bisa dirubah-rubah oleh tangan yang tidak bertanggung jawab. Apabila kita tidak meyakininya maka kalian akana menjadi orang-orang yang rugi. Walaupun Alquran hanya bahasa Arab tetapi itu tidak menutup kemungkinan kita tidak memahi Alquran secara benar, karena langsung mengambil makna dan arti dari bahasa asalnya. Berikut, tafsiran makna Alquran yang telah turun di kala bangsa-bangsa belum mencicipi teknologi patut kita pikirkan.
Sulaiman berkata, “Hai pembesar-pembesar, diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (Ratu Balgis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dipercaya.”Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamusebelum matamu berkedip”.
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmatNya). Dan barang siapa yang bersyukur sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS: An-Naml:38-40)
Apabila kita perhatikan perpindahan barang tersebut mengalami teknologi secara bertahap dari yang menyita waktu sampai waktu sekejap mata. Selain itu yang mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis bukan dari golongan jin, tetapi dari golongan manusia yang mempunyai kemampuan Ilmu yang sangat luar biasa sampai sekarang.
Menurut penelitian para tokoh negeri Saba’ terletak di daerah Yaman sedangkan kerajaan Sulaiman terletak di negeri Syam (Palestina) yang berjarak 3.000 km. Sangatlah mustahil bila kita membayangkan suatu singgasana dapat di pindahkan dalam waktu sekedipan mata. Meurut Jennifer S. Holland, orang dewasa yang cemas berkedip sebanyak 50 kali permenit, sedangkan orang dewasa yang tenang berkedip sebanyak 15 kali permenit. Anda tentu tahu pesawat jet yang keluaran NASA mirip seperti roket yang diterbangkan pada tahun 1959 yang bernama X-15. X-15 mampu mencapai Mach 6,72 kecepatan suara pada ketinggian 100 km.
Kecepatan suara tergantung dengan kondisi atmosfer, bila atmosfer itu tenang maka kecepatan suaranya 331,6 m/s. Kita kalikaan saja maka hasilnya 2228,35 m/s atau 8022,06 km/jam lalu bagi 3000 km dari jarak Yaman ke Madinah maka hasil waktu itu sebanyak dua jam. Tentu Nabi Sulaiman tidak mungkin menahan matanya untuk tidak berkedip selama itu.
Anda tentu tahu rumusan Einsten E=m.c2, rumusan itu mengatakan benda yang memiliki massa dapat berubah menjadi energi dan dapat dibolak-balik. Artinya, energi yang sudah terbentuk tadi, akan berubah kembali menjadi wujud sebelumnya. Dahulu manusia berhasil mampu mampu mengubah materi menjadi energi yang memanfaatkan energi atom menjadi energi listrik. Anda tentu tahu kalau esensi dari energi tidak akan bisa dimusnahkan ataupun diciptakan.
Energi bisa dikirimkan menggunakan kecepatan cahaya pada gelombang mikro dimanapun yang kita inginkan yang nantinya akan berubah kembali ke materi asalnya. Anda juga tahu kecepatan cahaya 3x108 m/s atau 300.000.000 m/s yang akan menentukan waktu benda bergerak, dengan kecepatan yang ditempuh antara Yaman-Syam sejauh 3000 km atau 3.000.000 meter. Apabila S= jarak antara Yaman-Syam, V= kecepatan cahaya maka waktu yang akan ditempuh t dapat ditentukan.
S= v x t
t = S / v
t= 3.000.000 / 300.000.000
t= 0,01 detik.
Ini menunjukan teknologi fisika pada zaman nabi sulaiman dapat dibuktikan dengan rumusan teori saat ini dan cerita dalam Alquran tersebut buknalah cerita fiksi belaka. Tapi ada satu kesulitan dalam menggabungkan dan merangkaikan atom-atom partikel dalam bentuk aslinya yang telah diubah menjadi energi. Ada instrumen modern mampu menghimpun gelombang elektromagnetik sebanyak 60% dari total yang mestinya terhimpun, dikarenakan berpencarnya gelombang di udara dalam proses pengiriman.
Selain itu ada tahapan pengiriman gelombang mikro yang mana materi dirubah menjadi energi panas, kemudian dirubah menjadi energi mekanik, lalu dirubah menjadi energi listrik yang dikirimkan dengan bentuk gelombang mikro. Pengiriman dengan proses yang panjang ini tentu akan ada noise seperti halnya pengiriman audio-visual dan data ada pesan yang yang rusak. Hal yang seperti itu juga diterangkan dalam Alquran tentang perbaikan pengiriman pesan dalam ayat dibawah ini:
Dia berkata: “Rubahlah baginya singasana-singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku”, “kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”. (QS. An Naml: 41-42).
Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (QS. Ar Rahman: 33). Kekuatan inilah yang mestinya kita cari untuk selalu membaca ayat-ayat (tanda-tanda) alam semesta untuk selalu berusaha berfikir.
sumber
0 Response to "Teknologi Teleportasi dalam Alquran"
Post a Comment