DAD Tolak Gafatar di Kalbar




Pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar bersama beberapa organisasi pendamping menggelar konferensi pers pernyataan sikap terkait keberadaan warga eks Gafatar di Kalbar pad‎a Kamis (28/1) sore di rumah adat dayak atau rumah betang Kalbar Surat Pernyataan sikap dengan nomor : 27/DAD-KB/PS/I/2016 tentang keberadaan Gafatar di Kalbar ini di bacakan langsung oleh Yakobus Kumis selaku Ketua DAD Kalbar yang juga didampingi oleh Fran Asong Aliansi Masyarakat Akar Rumput (AMAR) Kalbar, Yohanes Nenes Ketua DAD Kanayatn Kalbar dan Herculanus Didi‎ Ketua Bala Adat Dayak Kalbar.

Yakobus kumis menuturkan ‎setelah mencermati, mengamati situasi yang berkembang sebelum dan sesudah evakuasi anggota eks Gafatar dan atas berbagai tanggapan dan reaksi masyarakat baik melalui media social, SMS maupun pernyataan-pemyataan yang beredar di masyarakat.

"Setelah menyaksikan dan membaca beberapa media nasional dan lokal, baik itu cetak maupun elektronik dalam beberapa minggu ini, bersama ini perlu kami sampaikan yakni ‎Kita semua sepakat bahwa setiap warga Negara wajib hukumnya tanpa terkecuali harus tetap mendukung tegaknya NKRI .dengan Pancasila sebagai dasar berbangsa -dan bernegara," kata Yakobus Kumis dengan tegas.

Menurutnya bahwa keragaman suku bangsa, agama dan kepercayaan, budaya, adat Istiadat yang ada di Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Realita keberagaman ini telah disadari dan dipahami oleh para pendiri lndonesia sebagai kekayaan. Yang satu sama lain harus saling menghormati dan bekerja sama menuju satu bangsa yang kuat. Penghormatan terhadap keberagaman dan kemajemukan ini secara filosofis telah dituangkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.

"Bahwa setiap ormas atau Organisasi apapun namanya yang hidup dan berkembang di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,"ujarnya.

Dan kemudian Bahwa Gafatar adalah sebuah ormas yang dilarang dan telah dibubarkan karena bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki ajaran dan rencana-rencana yang dapat mengganggu stablitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Organisasi Gafatar ini berdasarkan informasi dan sumber yang dapat di percaya adalah sebuah organisasi yang ada tali-temalinya dengan sebuah gerakan Radikalisme yang beberapa tahun lalu menyebut diri bernama Al Qaiyadah Al Islamiyah yang dipimpin oleh Ahmad Mussadeq. Dimana Ahmad Musadeq mengaku sebagai nabi baru, ‎setelah bertapa di gunung Hede. Karena semua ajarannya Menyimpang akhirnya Ahmad Mussadeq di Penjara.

"Bahwa dari berbagai dokumen yang ditemukan jelas-jelas Gafatar adalah sebuah organisasi yang akan menyiapkan diri membentuk Negara baru. Untuk mencapai tujuan tersebut Gafatar akan melakukan beberapa Langkah yaitu langkah pertama; Sirron atau sembunyi - sembunyi, langkah kedua Jahron atau terang-terangan, langkah ketiga Hijrah atau Pindah, langkah Keempat Perang, langkah kelima Futuh atau kemenangan, lalu membentuk Negara yang dicita-citakan yang mereka sebut “Madinah Munawwaraj," kata Yakobus.

Kemudian Ketua DAD Kalbar ini menegaskan dengan berdasarkan hal—hal tersebut diatas, maka mereka menyatakan sikap dengan tegas sebagai berlkut yakni menolak kehadiran organisasi Gafatar beserta Eks Anggota gafatar di bumi Kalimantan Barat, mendukung Kebijakan Gubemur Kalimantan Barat yang secara tegas mengembalikannya di daerah mereka masing-masing, karena jelas-jelas telah melakukan pelanggaran terhadap UU Kependudukan.

Sumber :pontianak.tribunnews
Silakan share jika bermanfaat >>>

0 Response to "DAD Tolak Gafatar di Kalbar"