Adalah Yunus bin Matta. Ia
telah diutuskan oleh Allah untuk berdakwah kepada penduduk di sebuah
kampung bernama Ninawe di daerah Mosul, Irak dimana daerah tersebut dulu
masuk dalam wilayah Syam. Ia menemui mereka berada di dalam kegelapan,
kebodohan dan kekafiran, mereka menyembah berhala menyekutukan kepada
Allah.
Yunus pun menyampaikan kepada kaumnya bahwa ia adalah seorang nabi
yang di utus untuk menuntun kaumnya dan meluruskan akidah kaumnya hanya
menyembah Allah semata (tauhid) dan meninggalkan segala perilaku jahat
dan maksiat.
Nabi Yunuspun menasehati kaumnya dengan bahasa yang lemah
lembut, tapi mereka tidak memperdulikan apa yang disampaikan nabi Yunus.
Tapi yang didapat hanya olokan dan cacian.
Selama lebih tiga puluh tahun menyeru kebaikan, dia hanya memperoleh
dari dua orang. Rubil dan Tanukh. Nyaris Yunus putus asa. Allah pun
meminta Yunus untuk berdakwah lagi selama 40 hari namun tidak ada
perubahan yang terjadi pada kaumnya. Meskipun nabi, tapi ia masih
memiliki kefitrahan sebagai manusia, Dia pun sudah tidak tahan lagi
dengan keadaan kaumnya, sehingga Nabi Yunuspun menyeru kepada kaumnya,
Ia telah diberi wahyu oleh Allah SWT untuk menyampaikan berita bahwa
Allah akan mengadzab mereka karena sikap mereka itu setelah berlalu
tiga hari. Menimpakan azab kepada kaum Ninawe berupa azab yang pedih
seperti azab yang ditimpakan Allah kepada kaum madyan. Setelah
mengucapkan itu pada kaumnya Yunus pun pergi meninggalkan kaumnya dalam
keadaan marah. Seperti yang tersurat dalam QS. Al-Anbiya : 87.
Sepeninggal Yunus, awan hitam pun menggulung dengan suara petir yang
menyeramkan. Seluruh penduduk pun berkumpul di tanah lapang menyatakan
taubatnya secara masal dan sungguh-sungguh dan merekapun mengakui Yunus
sebagai Rasul mereka. Perlahan gumpalan awan itupun menipis hingga
sirna. Warga Ninawa berusaha mencari Yunus kembali.
Ketika itu, kaum lelaki, wanita, dan anak-anak menangis karena takut
adzab menimpa mereka, dan mereka berdoa dengan suara keras kepada Allah
‘Azza wa Jalla agar adzab itu diangkat dari mereka. Saat Allah melihat
jujurnya taubat mereka, maka Dia menghilangkan adzab itu dari mereka
serta menjauhkannya. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu
imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus. Ketika mereka (kaum
Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan
dalam kehidupan dunia, dan Kamiberi kesenangan kepada mereka sampai
kepada waktu yang tertentu.” (QS.Yunus: 98)
Saat itu Yunus berfkir telah menunaikan kewajibannya menyuru kaumnya,
padahal Allah belum mengizinkan ia pergi meningglkan kaumnya. Sehingga
Allahpun memperingatkan Yunus secara tidak langsung dengan ujian yang
akan dihadapinya selepas meninggalkan kaumnya.
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam
keadaan marah, lalu iamenyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka iamenyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa
tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau,
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah
memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan
demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS.Al Anbiyaa’: 87-88)
Keadaan yang sangat gelap. Dalam al-Qur’an diungkapkan dengan bentuk
jamak (plural). Arti harfiyahnya adalah kegelapan-kegelapan. Sehingga
Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa Nabi Yunus berada dalam “gelapnya laut, gelapnya perut ikan dan gelapnya waktu malam.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Abi Dunya,Ibnu Abu Hatim, dan dinilai shahih oleh Hakim)
Yunus pun pergi dari Ninawe dengan menggunakan kapal, dan di tengah
perjalanan ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat
kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam. Untuk menstabilkan
kapal, maka barang barang dilemparkan ke laut, tapi kondisi kapal masih
tidak stabil sehingga semua penumpang bermusyawarah untuk mengurangi
jumlah penumpang dengan cara diundi.
Beberapa kali melakukan undian, ternyata undian itu jatuh kepada diri
Yunus, tetapi mereka tidak mau jika Yunus harus terjun ke laut, maka
undian pun diulangi lagi, dan ternyata jatuh kepada Yunus lagi, hingga
undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. Maka
Yunus pun berinisiatif menceburkan dirinya ke laut.
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, (ingatlah)
ketika ia lari, ke kapal yangpenuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu
dia termasuk orang-orang yang kalahdalam undian. Maka ia ditelan oleh
ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak
termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap
tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami
lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan
Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus
dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena
itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang
tertentu” (QS. Ash-Shaffat : 139-148)
Pada saat yang bersamaan, Allah telah mengirimkan ikan besar
kepadanya dan mengilhamkan kepadanya untuk menelan Yunus dengan tidak
merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya, maka ikan itu melakukannya.
Ia menelan Nabi Yunus ke dalam perutnya tanpa mematahkan tulang dan
merobek dagingnya, dan Yunus pun tinggal di perut ikan itu dalam
beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu. Ketika Yunus
mendengar ucapan tasbihdari kerikil di bawah laut, maka di kegelapan itu
Yunus berdoa,
“Laailaaha illa Anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzoolimiin.”.
Tidak adaTuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
termasuk orang-orangyang menganiaya diri sendiri. (QS. Al-Anbiya : 87)
“Seandainya ia (Yunus) bukan termasukorang-orang yang bertasbih,
pasti ia akan tetap berada didalam perut ikatsampai hari dibangkitkannya
manusia (kiamat).” (QS. ash-Shaaffaat: 143-144)
Yunus pun dimuntahkan Paus di tempat tandus, lalu Allah menumbuhkan
pohon sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dengannya dan makan
darinya. Selanjutnya pohon itu kering, lalu Yunus menangis dengan
keadaannya, dan ia pun ingat dengan kondisi kaumnya jika merasakan adzab
Allah tentu akan lebih sengsara dari apa yang dirasakan Yunus.
Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Yunus agar
kembali kepada kaumnya untuk memberitahukan mereka, bahwa Allah Ta’ala
telah menerima taubat mereka dan telah ridha kepada mereka. Maka Nabi
Yunus ‘alaihissalam melaksanakan perintah itu, ia pergi mendatangi
kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari
Allah.
Hikmah yang bisa diambil :
1. Kisah Nabi Yunus merupakan kisah penghibur bagi nabi Muhammad akan
aktifitasnya dakwahnya dalam menyeru kaumnya. Sehingga menjadi bahan
pelajaran yang berharga dan lebih menguatkan rasulullah dalam berdakwah
kepada kaumnya.
2. Ketidaksabaran dalam dakwah membuat kita tergesa-gesa (istijal)
dalam sikap yang akan kita ambil dalam dakwah, dan bisa jadi sikap itu
adalah sikap para pecundang yang memilih menyerah dan meninggalkan medan
pertempuran kerana merasa kecewa dengan usahanya yang tak kunjung
direspon.
3. Pengikut yang sedikit dan cobaan yang selalu menghalangi serta
waktu yang tidak sebentar menjadi tabiat jalan dakwah yang bisa kita
pelajari dari kisah ini.
4. Selama masa dakwahnya yang lama, sebelum ia meninggalkan kaumnya,
Nabi Yunus hanya mendapat dua pengikut. Hasil yang minimalis dan suasana
yang tidak bersahabat sejatinya tidak menyurutkan da’i dalam melakukan
aktifitas dakwahnya. Karena dakwah adalah berproses, tujuannya
menyampaikan. Perkara objek dakwah itu menerima atau tidak itu sudah
bukan wewenang para dai karena yang membolak-balikkan hati dan yang bisa
mengalirkan hidayah hanya Allah swt.
5. Selalu meminta pertolongan kepada Allah atas segala sesuatu yang
menimpa dalam aktifitas dakwah kita, karena doa salah satu cara
mempercepat hasil dari usaha yang sudah kita lakukan.
6. Selalu menjadi pribadi yang terdekat dengan Allah, karena
pertolongan Allah dan janji Allah akan berlaku bagi oaring-orang yang
dekat dengan-Nya.
7. Selalu berprasangka baik dengan Allah terhadap apa yang sedang Allah timpakan kepada kita.
sumber: akhwatmuslimah
0 Response to "Inilah Hikmah Kisah Dakwah Nabi Yunus"
Post a Comment