Paus Francis (Foto: Washington Post) |
Ratusan pasukan penjaga perdamaian PBB berpatroli di jalan-jalan dengan senapan serbu AK-47 tersampir di bahu mereka.
Sementara warga melambaikan bendera putih, melambangkan perdamaian
dan harapan untuk mengakhiri konflik agama yang berlangsung selama dua
tahun dan telah menewaskan lebih dari 6.000 orang.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah seorang pemimpin agama
Katolik berada di tengah-tengah konflik bersenjata. Ketika menyambangi
masjid Koudoukou di distrik PK5, sekelompok tokoh masyarakat Muslim dan
anak sekolah telah menunggunya.
Selama menggelar semacam upacara di dalam, Paus Francis membungkuk ke
arah kiblat dan kemudian duduk bersebelahan dengan lima imam masjid.
"Kristen dan Muslim adalah bersaudara," katanya dalam pidato.
Suaranya mengisi masjid dan diteruskan melalui speaker yang dipasang
di luar masjid yang dipenuhi oleh warga Muslim. "Oleh karena itu kita
harus menganggap diri kita seperti itu."
Beberapa minggu sebelumnya, banyak yang meragukan kunjungan Paus
Francis ke wilayah konflik agama di CAR. Pasukan penjaga perdamaian
asing mengatakan mereka tidak bisa menjamin keselamatan Paus Francis.
Bahkan kekerasan masih terjadi sampai mobil khusus Paus Francis
bertolak ke PK5 pada pagi harinya. PK5 adalah distrik Muslim yang
warganya telah menyusut dari 122.000 menjadi 15.000 akibat serangan
milisi Kristen selama dua tahun terakhir. Banyak yang mengkhawatirkan kunjungan Paus Francis, akan memicu respons bermusuhan dari warga yang lelah dengan perang.
Namun keberanian Paus Francis hadir di tengah-tengah komunitas Muslim
di PK5 telah menghapus perasaan tersebut. Bahkan warga berharap
kunjungan Paus Francis akan mengubah keadaan, menjadi awal proses
perdamaian baru atau setidaknya perhatian internasional.
"Kami berharap kunjungan Paus ini akan menandai awal dari proses
perdamaian," kata Catherine Samba-Panza, pemimpin sementara CAR, melalui
konferensi pers pada Sabtu.
Konflik yang awalnya dipicu oleh politik itu telah berubah menjadi
pembalasan dan pembunuhan brutal berdasarkan agama yang tak
berkesudahan. Banyak korban tak bersalah menjadi target hanya karena menjadi
Kristen atau Muslim. Ketika Francis berbicara di masjid, ia mengutuk
pembunuhan karena perbedaan agama itu.
"Bersama-sama, kita harus mengatakan tidak untuk kebencian, balas
dendam dan kekerasan. Terutama kekerasan yang dilakukan atas nama agama
atau Tuhan," katanya.
Selama lebih dari satu tahun, kelompok Kristen dan para pemimpin
Muslim telah memohon Paus Francis untuk mengunjungi Bangui (nama lain
dari PK5). Mereka menjelaskan bahwa kehadirannya mungkin bisa mengakhiri
pertempuran setelah gagalnya proses perdamaian yang diprakarsi PBB.
Kedua kelompok tersebut bahkan melakukan perjalanan dua kali ke Vatikan
untuk membujuk Paus Francis.
"Dia salah satu pemimpin agama yang paling penting di dunia, dan saya
pikir, mungkin dia akan membantu kami memperkuat pesan perdamaian,"
kata Omar Kobine Layama, seorang imam terkemuka yang merupakan bagian
dari kelompok yang mengunjungi Vatikan.
Membujuk milisi untuk meletakkan senjata mereka bukanlah tugas yang
mudah. Tapi setelah pesawat Paus Francis berangkat Senin menuju Roma,
tanda-tanda kecil perdamaian sudah bisa dilihat. Milisi Kristen anti-Balaka yang biasanya memotong akses ke PK5 sudah
tidak tampak. Sehingga lebih mudah bagi warga Muslim untuk bergerak di
sekitar kota daripada sebelumnya.
Sopir taksi Kristen mengambil penumpang Muslim. Dua orang duduk di
luar, dekat perbatasan lingkungan Kristen da Islam, sambil mengagumi
suasana yang relatif tenang.
"Mungkin para pejuang telah mengambil pesan Paus Francis dengan serius," kata Abdul Karim Issa, 30 tahun.
Sementara Musa Mohammed, 31 tahun, menambahkan, "Saya berharap tetap seperti ini, tapi saya tidak tahu."
sumber: dream.co.id (Ism, Sumber: Washingtonpost.com)
0 Response to "Dan Paus Francis Pun Membungkuk ke Arah Ka'bah"
Post a Comment