Surat Terakhir Untuk Mantan Pacarku

Ilustrasi. (Foto: makassarpromo.com)
Ilustrasi. (Foto: makassarpromo.com)

Untuk mantan pacarku yang disayangi Allah,
Puji dan syukur hanya dan milik Allah swt semata, sholawat seiring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan dan idola kita semua yaitu Nabi besar Muhammad SAW. Dan tak henti-hentinya aku berdoa semoga apa-apa yang tengah dan akan kita lakukan selalu dalam pengampunan-Nya yang mendapat ridho serta selalu dalam naungan rahman dan rahim-Nya.

Sebelummya aku minta maaf apabila selama ini mungkin kata-kataku baik pada waktu di telpon atau di rumahmu telah menyinggung perasaanmu, sebenarnya aku ingin ngomong banyak sekali tetapi entah aku tak tahu pada waktu kata-kataku sudah siap aku lontarkan di depanmu, kata-kata ini hilang tak karuan begitu saja setiap kali seperti ini dalam fikiranku selalu terlintas kata-kata, “Apa yang sudah kamu lakukan itu telah menghalangi hak-haknya, jangan…jangan…urungkan saja niatmu!”
Kemudian setelah lama aku yakinkan, aku sadar bahwa setiap muslim satu dengan yang lain adalah seperti satu tubuh yang saling sambung menyambung dan tak akan pernah dilepaskan. Sungguh aku yang hanya sebagai mantan pacar, tiada niat dalam hati dan selain tiada kerelaanku jika seseorang yang pernah namanya bersemayam dalam di hatiku masih terjerat dalam lingkaran-lingkaran syaiton, tahukah engkau hati ini terasa ngilu dan sakit jika aku mengingat akan hal itu, maka dari itu aku luangkan waktu untuk mengungkapkan isi hatiku, untuk itu aku mohon kesediaanmu untuk membaca dan lebih-lebih engkau mau meresapi dan memahami kata-kataku berikut ini.
[jangan didelete dulu , suratnya puanjang]

Mantan pacarku, engkau adalah kaum yang terhormat seperti halnya Ibuku dan saudara-saudara perempuanku. Kau adalah tiang negara ini yang mana… dengan akhlakmu, engkau dapat menghancurkan dan mengokohkan negara ini. Engkau adalah pendidik masa depan yang selalu mejadi harapan bangsa dan agama kita yaitu Islam yang telah meninggikan derajat dan memuliakan kedudukanmu. Agama yang lurus ini juga telah mewajibkan kaum hawa untuk menutup aurat agar terjaga kehormatan dan kesucianmu sehingga engkau tidak diganggu oleh orang-orang yang ingin menodai kesucianmu.

Mantan pacarku…… Engkau adalah makhluk Allah yang mulia, yang diciptakan dengan segala keindahan, bagai bunga yang harum semerbak yang selalu mengundang banyak kumbang untuk selalu mendekat seperti sebuah ungkapan : “dunia adalah perhiasan dan seindah-indahnya perhiasan adalah wanita salihah”. Untuk itulah keindahanmu hanya pantas dimiliki seseorang yang telah dihalalkan oleh Allah untukmu lewat syariat-Nya yang suci dan akan selalu menjaga kesucian dan kehormatanmu.

Ukhti…. Engkau seharusnya tidak boleh dilihat sembarang mata, tak boleh disentuh oleh sembarang tangan, tak boleh diajak dan dibawa bermain sembarang laki-laki. Sungguh hati kecilku ini sebenarnya tidak pernah terima jika engkau tidak diperlakukan secara sewajarnya sebagai seorang muslimah, karena kau adalah saudaraku di jalan Allah yang harus terjaga kesuciannya agar wanginya tetap semerbak.
Mantan pacarku yang diridhoi Allah. Cintaku sekarang hanya milik Allah, RosulNya dan agama-Nya. Telah dituntunnya kita dalam syariatnya yang amat sangat lengkap tentang kehidupan ini, tentang bagaimana kita harus bergaul, bermasyarakat, dll. Seperti halnya… “Berlalulah masa dari hari ke hari sedang dosa kita terus menumpuk dan kemuadian datanglah utusan maut. Sedang hati kita dalam keadaan lengah. Dan sesungguhnnya kenikmatan dunia hanyalah tipuan dan penyesalan serta kemegahan dunia hanyalah kemustahilan dan kebatilan.”

Sungguh apabila mau bercermin pada ayat di atas, rasanya sangat tidak pantas kalau kita maupun saudara-saudara kita masih memelihara cinta semu yang hakikatnya adalah luapan nafsu yang selalu ditunggangi oleh musuh kita “Syaiton La’natullah”. Kita hanya boleh mencintai sebagai saudara dalam Islam, saling menyayangi hanya karena ikatan aqidah yang bersih dan ukhuwah kita. Seiring sejalan untuk tetap istiqomah didalam aturanNYa, tentu dengan cara-cara yg diridhoi Allah.

Saudaraku… mungkin untuk itu tidak ada salahnya kalau kita mau berfikir sedikit lebih tenang, lebih dewasa dan berpikir jauh ke depan. Mari kita jernihkan fikiran, mensucikan hati, jauhkan kebencian dan dahulukan cinta. Dengan demikian aku yakin kita bisa menatap kebaikan dengan hati yang lapang, tenang dan damai.

Saudaraku terlalu panjang sudah suratku untukmu, semoga Allah mangampuni dosaku dan dosamu serta dosa saudara-saudara kita semua yang selama ini masih selalu menyalahi Syariat-Nya karena kita telah merajut benang-benang kasih Sayitoni dalam kebersamaan kita. Maka dari itu marilah kita sama-sama bertekad untuk menyemai benih-benih cinta kita di lahan yang telah disediakan Allah untuk kita. Marilah kita tumbuhkan dan kita pupuk rasa cinta kita hanya untuk kekasih abadi kita yaitu Allah swt yang selalu membelai kita dengan Rahman dan Rahim-Nya agar kita selalu siap untuk berjihad di jalan-Nya.

Oh…ya…mungkin perlu ukhti ketahui bahwa surat ini kutulis untukmu bukannya aku sekarang sudah tidak mencintaimu lagi atau aku takut sama ortu, atau aku sudah mendapat penggantimu, …tidak sama sekali tidak! Tetapi hidayah dari-Nya yang membuatku jadi begini. Aku berharap semoga hidayah yang amat mahal dan terindah ini dapat terus kita jaga dan kita pertahankan keberadaannya. Aku berlindung kepada Allah dari segala bujuk rayu syaiton dan kerabat-kerabatnya.

Aku mohon maaf atas segala kekhilafan yang pernah aku lakukan terhadapmu dan semoga yang maha kuasa mau menerima taubatku dan taubatmu, aamiin…. Seperti dalam sebuah hadits, “Setiap anak Adam pasti bersalah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang lekas-lekas menyadari kesalahannya untuk bertaubat”.
TIADA MASA YANG INDAH SELAIN MASA REMAJA
TIADA REMAJA YANG PALING MULIA SELAIN REMAJA YANG BERTAQWA
——-
source : alumnus University of Attaqwa Al-Islamiyah

0 Response to "Surat Terakhir Untuk Mantan Pacarku"