Penelitian medis terbaru memastikan akan pentingnya optimisme dan berita gembira, dan memperingatkan bahaya pesimisme, terutama terhadap pasien jantung, bagaimana dengan ajaran agama kita? Mari kita baca:
Oleh: Abduldaem Al-Kaheel
***
Betapa agungnya ilmu dan pengajaran yang dibawa oleh Islam, dan
betapa indahnya ayat-ayat Al-Quran, sebagaimana indahnya sabda Nabi
Muhammad saw … Bahwa beliau (Nabi saw) selalu menunjukkan sikap optimis
dan memberikan berita gembira berupa rahmat dari Allah, dan beliau tidak
pernah merasa sedih atas berbagai urusan dunia, karena beliau selalu
mengamalkan firman Allah:
“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan
rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan
rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. [Yunus: 58].
Bahwa nabi saw juga mengagumi dan memotivasi untuk memiliki sikap dan
berjiwa optimis, sebagaimana beliau sangat jauh dari orang-orang yang
pesimis, bahkan melarang takhayul dan “pandangan hitam/pesimis” terhadap
masa depan.
Karena itu Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab:21)
Maka wajib bagi kita meneladani sunnahnya dan mengambil petunjuk
darinya; untuk tidak berjiwa pesimis tapi selalu optimis terhadap
hal-hal yang baik, karena ia merupakan salah satu akhlak nabi saw.
Namun bagaimana dengan ilmu pengetahuan modern, apakah ada penemuan
ilmiah yang mengkonfirmasikan tentang ajaran Nabi pembawa rahmat ini ?
Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa seseorang yang berjiwa
pesimis dapat membinasakan dirinya, terutama bagi seorang yang mengidap
penyakit jantung. Dalam penelitian menunjukkan adanya tingkat kerentanan
bagi penyakit jantung yang berakibat pada kematian, terutama pada saat
terjadi sikap pesimis yang memberikan pengaruh pada kondisi kesehatan
jantungnya.
Dr. John Barefoot dari Pusat Medis Universitas Duke of America
berkata: ini adalah penelitian awal yang menguji seberapa besar pengaruh
motivasi terhadap pasien dalam kesembuhan penyakitnya, yang akhirnya
mempengaruhi peluang mereka untuk bertahan hidup.
Pada penelitian sebelumnya difokuskan pada dampak harapan pasien
terutama yang berhubungan dengan kondisi penyakitnya, kemampuannya untuk
melanjutkan hidup secara normal, dan secara khusus yang berkaitan
dengan aktivitas dan latihan fisik. Namun sebuah penelitian baru-baru
ini mengungkapkan bahwa pengaruh sikap optimisme seorang pasien pada
kesehatan fisiknya sangatlah besar.
Para peneliti dari Duke University of America melakukan
penelitian terhadap 2800 pasien yang menderita sakit arteri koroner,
setidaknya, setiap mereka menderita penyumbatan pada arteri. Dan pada
kesempatan itu, para pasien diminta untuk mengisi kuesioner untuk
mengukur ekspektasi mereka tentang kemampuan mereka untuk pulih dari
penyakit dan pola pemulihan kehidupan normal.
Menurut penelitian tersebut disebutkan bahwa 978 pasien meninggal
dalam kurun waktu 6-10 tahun sejak dimulainya penelitian ini. Hal ini
mengungkapkan bahwa 66% penyebab kematian mereka adalah karena penyakit
arteri koroner.
Hasil studi ini menyebutkan adanya tingkat kematian terhadap pasien
yang menunjukkan sikap pesimis terhadap kesehatan mereka, yaitu dua kali
lipat dibandingkan dengan pasien lain.
Menurut sudut pandang peneliti; adalah sesuatu yang wajar jika
terjadi hubungan antara depresi dengan meningkatnya angka kematian pada
seseorang, walaupun hasil temuan saat ini menunjukkan besarnya dampak
harapan pasien pada pemulihan dan kesahatan dari penyakitnya, meskipun
ada faktor-faktor psikologis atau sosial lainnya.
Dr “Barefoot” menegaskan bahwa penelitian memberikan nasihat kepada
para dokter akan pentingnya memberikan perhatian khusus terhadap sudut
pandang dan pola fikir pasien tentang penyakitnya, karena hal ini akan
berdampak pada pemulihan. Sebagaimana dijelaskan bahwa pasien yang
memiliki harapan positif (optimis) terhadap penyakitnya, tidak hanya
akan memperbaiki perasaannya saja, namun juga dapat memberikan harapan
untuk hidup lebih lama.
Dari temuan-temuan ilmiah ini dapat kita fahami akan pentingnya sikap
optimis, terutama orang yang beriman akan rahmat Allah, sebagaimana
firman-Nya:
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
“Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar
dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
beriman”. (Al-Imran:171).
Dan Nabi saw sendiri merasa takjub dengan segala urusan orang
beriman, karena seluruhnya mengandung kebaikan: Jika ditimpa musibah
(kesusahan) bersabar maka itu adalah baik baginya, dan jika ia ditimpa
kesenagan bersyukur dan itu juga baik baginya!!
Dari sini kita mendapatkan dua pelajaran tentang ciri orang yang
bertaqwa: sabar dan syukur. Karena itu orang yang beriman memiliki ciri
khas tersendiri daripada orang yang tidak beriman melalui dua karakter
tadi, terutama pada saat berhadapan dan berinteraksi dengan kehidupan
dan problematikanya. Bahwa sabar dan syukur membuat orang beriman lebih
optimis dan jauh dari sikap pesimis, karena ia sadar bahwa Allah selalu
bersamanya, dan tidak akan merasa khawatir dengan masa depannya, apalagi
surga telah menunggunya sehingga dirinya tidak akan merasa bersedih
hati terhadap sesuatu yang luput darinya, dan tidak takut terhadap
keburukan yang sedang dihadapinya. Allah SWT berfirman:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا
هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ
الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ
لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka
berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di
akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.
yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. [Yunus: 62-64].
Apakah ada sesuatu yang lebih indah yang dimiliki orang yang beriman
dari kabar gembira di dunia ini dan di akhirat nanti, apa yang dia
inginkan setelah itu?
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ
الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ * دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآَخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di
bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang penuh
kenikmatan. Do’a mereka di dalamnya Ialah: “Subhanakallahumma”, dan
salam penghormatan mereka Ialah: “Salam” dan penutup doa mereka Ialah:
“Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin”. (Yunus:9-10) Arrahmah.com
0 Response to "[ Ilmiah ] Optimisme dan Efeknya Terhadap Jantung"
Post a Comment