Dalam perjalanan 'silaturahmi' beberapa tahun yang lalu ke sebuah
blog, saya mendapatkan pengalaman yang menarik. Setelah selesai membaca
postingan dan memberikan komentar, saya siap-siap untuk melanjutkan blog walking,
tetapi secara tak sengaja mata saya terhenti pada dua baris kata yang
aneh dan menarik buat saya karena baru pertama kali selama perjalanan
di dunia maya menemukan yang seperti itu.
Dua baris kata itu terletak di sidebar sebelah kiri pada widget link sahabat
saya, memang terkadang nama-nama link itu asing dan aneh tidak seperti
yang biasa kita temukan dalam percakapan sehari-hari, tetapi nama link
yang saya lihat itu benar-benar aneh, mau tahu?
Almarhumah Inong, kenapa nama depannya ada almarhumahnya? tanya saya
dalam hati Itu yang membuat saya mengurungkan niat saya untuk keluar
dari blognya mba Diah, saya memutuskan untuk mencari tahu dengan
meng-klik link ini
(di dalam postingan ini ada rekam jejak komentar mulai dari sakit
sampai meninggal).
Terbukalah sebuah blog yang menggambarkan keceriaan
dua anak kecil yang tertawa riang di bagian main postnya, sedangkan di sidebar sebelah
kiri terpampang wajah seorang wanita dengan menggunakan kerudung
tampak tersenyum menyambut setiap pengunjung yang datang.
Pikiran saya pertama kali adalah menyapa pemilik blog sekaligus meninggalkan jejak saya di shoutbox yang
juga telah diisi oleh pengunjung sebelumnya. Tidak ada yang aneh pada
blog itu sehingga saya lupa dengan judul pertama yang membuat saya
tertarik singgah ke blog tersebut, karena suasana yang menggambarkan
kehidupan dan keriangan si pemilik blog dan anak-anaknya.
Kemudian saya mulai membaca postingan yang ditulisnya plus
komentar-komentar yang ada. Saya baca mulai dari atas sampai bawah,
barulah saya menyadari bahwa ada kejanggalan di sana. Dari komentar
pertama terlihat bahwa semua baik-baik saja, bunda masih sehat.
Kemudian komentar berikutnya menyatakan bahwa bunda sedang sakit,
sampai komentar berikutnya mulai ada kata-kata duka yang menyatakan
bahwa pemilik blog ini yaitu bunda Inong telah meninggal dunia... sampai
komentar-komentar berikutnya menyatakan kesedihan dan rasa
belasungkawa untuk menguatkan hati keluarga yang ditinggalkannya.
Saya sempat termenung melihat semua ini, berada di dalam sebuah blog
yang pemiliknya telah tiada. Seseorang yang dulu mengendalikan blog
ini, memasukkan postingan, menjawab komentar yang masuk, kunjungan
balik, menjawab salam di shoutbox, blog walking dan memasang banner kini sudah tiada. Tiada lagi sosok yang akan menjawab salam kita di shoutbox atau
yang akan mengunjungi balik blog kita atau memberikan komentar di blog
kita, dia telah tiada. Bahkan di dunia maya pun ada kematian.
Saya tersadarkan kembali bahwa saya juga akan mengalami hal seperti
itu, meninggalkan bekas yang akan tetap hidup. Setiap kaum meninggalkan
bekas, ada bekas yang baik dan ada bekas yang buruk, semua bekas bisa
dijadikan pelajaran, yang buruk kita belajar untuk tidak mengikutinya
adapun bekas yang baik kita belajar untuk meneladaninya.
Kita latih mulai dari sekarang, mulai dari diri kita untuk mulai
meninggalkan bekas-bekas yang baik sebelum kehabisan waktu untuk berbuat
baik, dan kehilangan kesempatan untuk menghapus bekas kita yang kurang
baik.
Mungkin suatu saat anak cucu kita akan menemukan bekas-bekas kita,
maka kita dan usaha niat untuk meninggalkan bekas-bekas yang bisa
dijadikan teladan dan bisa dijadikan pelajaran yang baik.
Kalau gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan
belang, maka kalau blogger, facebooker, pengguna twitter mati
meninggalkan...? Pemikiran, postingan, tweetan, status. Bagaimana
menurut anda?
0 Response to "Rekam Jejak Kita di Dunia Maya"
Post a Comment