Relief
Manohara (Ratu Balqis?) di Candi Borobudur.
Latar: Komplek Candi Arjuna
Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah. Foto latar: JPNN.com. Foto relief:
Capture youtube.
NABI SULAIMAN< mengirim
surat kepada Ratu Balqis pemilik istana megah yang menyembah matahari.
Bukan surat cinta, melainkan peringatan bahwa tak ada yang wajib
disembah melainkan Allah.
Al Quran mengisahkan bahwa Ratu merundingan isi surat itu dengan kaumnya.
"Hai para pembesar. Telah disampaikan kepadaku sepucuk surat yang berharga," An-Naml ayat 30.
"Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya Bismillahirahmanirahim," An-Naml ayat 30.
"Janganlah menganggap dirimu lebih tinggi atasku, namun datanglah kepadaku sebagai seorang yang berserah diri," An-Naml ayat 31.
Saat melakukan penelitian di Istana Ratu Boko, Fahmi Basya, penulis buku Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman mengaku menemukan lempengen emas di sana. Lafadz Allah masih terbaca jelas di lempengan itu.
Dia meyakini, lempengan itu adalah surat Nabi Sulaiman.
Ayat selanjutnya menerangkan, meski pun kaumnya bersedia berperang demi wibawa Sang Ratu, namun Ratu mengingkan jalan damai.
Dikirimlah utusan untuk membawakan hadiah kepada Sulaiman. Namun Sulaiman menyuruh utusan itu pulang membawa kembali hadiahnya.
Penasaran, Ratu pun datang langsung
menemui Sulaiman. Mengetahui itu Sulaiman yang sedang berada di Lembah
Semut berkata pada pasukannya:
"Hai para malak, siapa dari kamu yang
sanggup mendatangkan Arsy-nya (istananya) kepada ku sebelum ia datang
kepada ku dengan menyerah diri," An-Naml ayat 38.
Jin Ifrit berkata, "aku bisa mendatangkan
dia kepadamu sebelum engkau bergeser dari tempat berdirimu dan aku atas
itu kuat dan aman," An-Naml ayat 39.
Ucapan itu disela oleh seorang yang di sisinya ada ilmu dari Kitab.
"Aku bisa datangkan dia kepadamu sebelum
kerlinganmu kembali kepadamu. Maka ketika ia lihat dia terletak di
sisinya, ia berkata ini sebagian dari kelebihan rabbiku…" An-Naml ayat 40.
Seketika itu, dijelaskan Fahmi, terjadilah kekosongan yang misterius di Istana Ratu Boko.
Sleman, Salaman & Wonosobo
Sleman, Salaman & Wonosobo
Latar kisah ini adalah negeri Saba. Untuk memperkuat tafsirnya, Fahmi mencuplik Al Quran surat Saba (34) ayat 15.
"Dan sungguh adalah untuk Saba pada tempat mereka ada ayat, dua hutan sebelah kanan dan kiri."
Di Yaman, tak ada wilayah bernama Saba. Sedangkan lebih kurang 54 km dari Borobudur ada daerah Wonosobo (Wana Saba).
"Wana dalam bahasa Jawa artinya hutan. Wana Saba = hutan Saba. Hutan tropis terbesar di dunia," katanya.
Bagi dia, bukan suatu kebetulan pula Istana Ratu Boko adanya di wilayah Sleman, kata yang merujuk Sulaiman.
Dan di dekat Borobudur juga ada daerah yang namanya Salaman, serempatan kata Sulaiman.
Lebih dari itu, setelah mencermati
relief-relief Borobudur, Fahmi berpendapat karya seni itu mustafil
dikerjakan dengan dipahat. Melainkan dengan cara melunakkan batu.
"Ini pekerjaan jin," tegasnya meyakinkan.
Menariknya, di dinding Borobudur ada
relief perempuan cantik sedang menyingsing kain. Di bawah kakinya nampak
ikan berenang (lihat foto). Orang-orang menyebutnya relief Manohara.
Ini berkesesuaian dengan bunyi surat An-Naml ayat 44 yang menggambarkan ketika Ratu jumpa Sulaiman.
"Maka ketika ia lihat dia, ia sangka kolam, dan ia singsingkan (kain) dari dua betisnya."
Bila tafsir ini benar, maka dengan
sendirinya menggugurkan pendapat yang menyebut candi raksasa itu
dibangun pada abad 8 oleh Dinasti Sailendra.
Mana yang benar? Wallahulam…
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "Antara Borobudur, Nabi Sulaiman dan Ratu Penyembah Matahari"
Post a Comment