Maskapai yang
menyebut diri sebagai penerbangan Islami pertama Malaysia, Rayani Air
telah beroperasi dalam beberapa hari terakhir dengan tawaran makanan
halal dan tanpa minuman beralkohol.
Direktur Rayani Air Jaafar
Zamhari mengatakan peluncuran penerbangan ini untuk menjawab seruan dari
banyak orang di Malaysia yang menginginkan penerbangan yang menerapkan
nilai-nilai Islam.
"Kami menjawab seruan banyak orang Malaysia
yang menginginkan penerbangan Islami...Kami bukan membicarakan
penerbangan suci atau terbang ke tempat-tempat suci. Kami ingin memberi
alternatif kepada para pengguna dan kami terbuka untuk semua ras dan
agama," kata Zamhari kepada kantor berita AP.
Foto-foto terkait penerbangan ini dibagikan
lebih dari 500 kali dengan lebih 200 komentar di Facebook BBC Indonesia,
dengan komentar antara lain Wulan Hadi yang menulis, "Kalau menurut
saya sih oke-oke saja. Ini kan sebuah strategi bisnis, dimana kalau mau survive
jualan ya harus ada keunggulan dan keunikan yang ditawarkan. Rayani
cukup jeli melihat pasar, ciri khas Islami yang diambil mungkin cukup
pas jika melihat Muslim cukup besar di Malaysia (mungkin juga menyasar
Indonesia?)."
Sementara Mokoginta Indrasari menulis, "Penerbangan
itu yang penting adalah profesionalitas seluruh unsur maskapai.....bukan
Islami Kristiani, Hindu, dll."
Inilah lima hal tentang penerbangan ini:
1. Rayani Air mengikuti syariah
Selain menu makanan halal, berdoa juga dilakukan sebelum lepas landas. Pramugari diwajibkan memakai jilbab sementara pegawai non-Muslim diminta "berpakaian pantas", menurut sejumlah laporan.2. Maskapai ini bukan penerbangan Islami pertama di dunia
Saat
ini terdapat sejumlah penerbangan dari negara-negara Muslim yang
mengikuti syariah untuk menu dan sejumlah peraturan, termasuk Royal
Brunei, Saudi Arabian dan Iran.
Firnas Airways yang bermarkas di
London merencanakan untuk terbang ke Asia Selatan tahun depan, juga
dengan menu halal dan tanpa minuman beralkohol serta menggunakan sistem
keuangan berdasarkan syariah, menurut Bloomberg.
Laporan
media India menyebutkan pendiri penerbangan, Ravi Alagendrran dan
istrinya Karthiyani Govindan, adalah pemeluk Hindu, namun hal ini belum
bisa dipastikan secara independen. Alagendrran mengatakan kepada Malay
Mail bahwa penerbangan ini memang untuk menjaring pelancong Muslim namun
juga untuk semua turis.
"Ini bukan masalah pemisahan...Siapapun yang ingin terbang tanpa minuman beralkohol akan merasa nyaman," katanya.
Inspirasi
lain di balik penerbangan ini adalah keyakinan pada sebagian Muslim
Malaysia bahwa kecelakaan Malaysia Airlines baru-baru ini, dengan
hilangnya MH370 dan ditembak jatuhnya MH17, dikaitkan dengan kemarahan
Allah, lapor Associated Press.
Nama Rayani serupa dengan penerbangan murah Eropa RyanAir, namun nama Rayani disebutkan gabungan antara nama pendirinya, Ravi dan Karthiyani.
Kemungkinan arti lain adalah wanita yang "menginginkan perubahan dan melakukan perjalanan," menurut filosofi Kalabarian yang tak banyak dikenal orang atau jenis pohon di Marathi, bahasa yang digunakan di Negara Bagian India, Maharashtra.
Penerbangan
ini hanya memiliki delapan pilot dan 50 awak saat ini. Rayani adalah
penerbangan dalam negeri Malaysia yang bermarkas di Langkawi dan saat
ini terbang ke ibu kota Kuala Lumpur dan Kota Bahru.
Maskapai hanya memiliki dua Boeing 737-400 dengan kapasitas 180 penumpang dan hanya delapan pilot dan 50 awak.
Tetapi pemiliknya memiliki rencana perluasan cepat dengan rencana terbang ke kota-kota lain di Malaysia dan kemudian juga Mekkah untuk ibadah haji dan umroh, lapor The New Straits Times.
Maskapai hanya memiliki dua Boeing 737-400 dengan kapasitas 180 penumpang dan hanya delapan pilot dan 50 awak.
Tetapi pemiliknya memiliki rencana perluasan cepat dengan rencana terbang ke kota-kota lain di Malaysia dan kemudian juga Mekkah untuk ibadah haji dan umroh, lapor The New Straits Times.
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "Lima Hal Tentang Penerbangan Islami Pertama Malaysia"
Post a Comment