Foto: Kompas |
Berawal dari tugas
kuliah, kini Tsummadana Wulan Setyoningrum yang biasa disapa Wulan telah
memiliki usaha dengan puluhan karyawan. Dosen mata kuliah Kewirausahaan
memberi tugas merintis usaha tanpa modal. Tugas itu membuat semangat
kuliahnya membuncah.
“Karena saya bisa jualan, jadi itu yang saya pilih,” kata dia. Wulan pun mulai menjual baju muslimah.
Awalnya pada 2009, Wulan menjual baju bekas layak pakai miliknya di
pasar. Melihat barangnya laku, ia kian semangat menjual baju muslim. Ia
pun bekerjasama dengan tiga merek baju muslim.
“Saya buka sistem pre-order. Pembeli membayar uang muka sehingga saya tak perlu modal ketika memesan baju,” ujarnya.
Di samping itu, Wulan pernah bergabung dalam bisnis multilevel
marketing (MLM) baju muslimah di Semarang selama dua tahun. Wulan
mengaku mendapat banyak pelajaran bisnis dari MLM tersebut.
Lantaran kebanjiran permintaan, Wulan akhirnya ikut memproduksi baju
muslim sendiri dengan merek Miulan Hijab. Pasalnya, pemasok yang
bekerjasama dengannya tak sanggup lagi memenuhi permintaan tersebut.
“Saya melihat itu sebagai peluang karena supplier sudah angkat tangan,” cetusnya.
Selain itu, Wulan ingin menciptakan lapangan kerja untuk anak muda
yang tinggal dekat rumahnya, kawasan Ngemplak, Simongan, Semarang. Untuk
memenuhi permintaan, ia tetap bekerjasama dengan pemasok. Waktu itu,
omzetnya sekitar Rp 20 juta per bulan.
Kini, Wulan memproduksi berbagai baju muslim, seperti kerudung dan
gamis. Harga produknya berkisar dari Rp 40.000–Rp 400.000 per potong.
Setiap bulan, ia bisa memproduksi lebih dari 10.000 potong kerudung dan
2.000 gamis.
Tak berhenti pada baju muslim, sejak tahun lalu, Wulan mulai membuat
boneka muslimah. Boneka ini ia banderol seharga Rp 95.000–Rp 155.000 per
buah. Meski tergolong produk baru, ia bisa menjual hingga 1.000 boneka
per bulan.
Berdayakan masyarakat
Sejak awal memasarkan produk Miulan Hijab, Wulan menggunakan sistem reseller.
Ia belajar dari bisnis MLM yang sempat ia ikuti. Namun, ia menolak
usahanya sebagai usaha MLM. “Saya mendorong distributor untuk berjualan,
bukan sekadar cari agen sebagai downline,” tegasnya, seperti dikutip dari Kompas, 14 Mei 2015.
Untuk tiap kota, ia hanya membolehkan seorang distributor untuk
menghindari persaingan tak sehat. Ia juga menekankan agar distributor
tak berlaku nakal dengan banting harga. Bagi distributor, ia menetapkan
potongan harga 30 persen. Sementara itu, diskon produk untuk agen
ditentukan oleh distributor. Wulan juga memberi target penjualan pada
masing-masing distributor.
Karena tak punya latar belakang desainer, Wulan rajin melihat
referensi desain baju muslim di internet. Awalnya, ia mempercayakan
desain pada ibunya yang memang hobi menjahit. Sekarang, ia sudah punya
tim desain yang dipercayai untuk memperbarui model produk Miulan Hijab.
Akan tetapi, sentuhan akhir, terutama pada bagian warna, tetap berada di
tangan Wulan.
Untuk mengatasi kewalahan dalam bidang produksi, Wulan memberdayakan
ibu rumahtangga yang tinggal di sekitar rumahnya. Para ibu rumahtangga
tersebut bertugas untuk membuat aksesori yang akan ditempelkan di baju.
Saat ini, ada sekitar 40 ibu rumah tangga yang diberdayakan oleh Wulan.
Dalam sehari, ibu rumah tangga itu bisa memperoleh penghasilan sekitar
Rp 30.000–Rp 40.000 dengan membuat aksesori kerudung.
Berkat kegigihannya dalam usaha, Wulan mendapat penghargaan wirausaha
dari sebuah bank untuk kategori bidang usaha kreatif. Di masa
mendatang, Wulan berharap produknya bisa dipakai hingga luar negeri.
“Saya juga berharap anak muda tidak menyia-nyiakan waktu tak jelas, tapi berkarya sehingga semakin banyak produk Indonesia bisa go international, “ ujar Wulan.
Tahun ini, ia akan berekspansi dengan membangun gudang dan outlet
Miulan Hijab. Selanjutnya, Wulan juga mempersiapkan beberapa produk
baru, seperti baju renang muslimah dan baju muslim pria.
Menurut Wulan, untuk membangun usaha modal bukanlah persoalan utama.
Bila tak punya modal, kreatiflah dalam merintis usaha, misalnya dengan
menjual produk orang lain. “Usaha itu ada prosesnya, jadi jalani saja
dulu dari yang paling kecil dan terus berinovasi agar usaha terus
berkembang,” ucap dia. (ba)
0 Response to "Berawal Tugas Kuliah, Kini Wulan Pekerjakan Puluhan Pegawai"
Post a Comment