NET.ILUSTRASI
Ini adalah sebuah kisah nyata
yang terjadi di pelosok Saudi Arabia. Seorang gadis berparas cantik nan
menawan dahulunya tak pernah sedikit pun melaksanakan shalat dan
menyentuh Al Quran. Namun, setelah melihat temannya melakukan perbuatan haram, ia pun
memutuskan untuk bertaubat dan berusaha menghidupkan Al Quran lewat
dengan menjadi seorang Hafidzah atau penghafal Al Quran.
Sebagaimana dilansir Kabarmakkah.com, Gadis
tersebut bernama Hasna, Lahir dari sepasang suami istri yang kaya raya.
Meski memiliki harta yang berkecukupan, namun tak pernah ia rasakan
kasih sayang dan pendidikan agama dari keluarganya.
Ia lahir dari keluarga yang terlalu sibuk mengurus pekerjaannya
hingga melalaikan kehidupan keluarga. Ibunya jarang ada di rumah karena
sering bepergian keluar kota baik untuk bisnis maupun aktivitas lainnya.
Dengan kurangnya dukungan kasih sayang dan bimbingan agama dari kedua
orang tuanya, Hasna mencari kesibukan dan perhatian dari teman-temannya
sehingga bisa dibilang Hasna menjelma menjadi seorang anak perempuan
yang tidak bisa diatur.
Pada saat libur sekolah, Hasnak bersama dengan teman-temannya sering
menyewa sebuah villa untuk menikmati masa liburan. Tak hanya teman
wanita saja yang ikut dalam liburan tersebut, namun teman-teman yang
pria pun bercampur baur meski saat mereka tidur dibedakan kamar antara
pria dan wanita.
Campur baur pertemanan antara pria dan wanita masih bersifat wajar
dimana hanya berupa obrolan dan candaan semata. Namun pada suatu saat ia
pergi ke rumah temannya yang wanita dengan beberapa teman pria juga.
Rumah tersebut terbilang sepi karena orang tua temannya juga sama-sama
sibuk. Bisa dibilang mereka bisa melakukan apapun dalam rumah tersebut.
Sang teman yang empunya rumah berkata kepada Hasna “Aku ke kamar
dulu yah!” Yang cukup aneh adalah dia menggandeng temannya yang pria
untuk ikut masuk kedalamnya. Bahkan temannya tersebut berucap kepadanya
“Jika kamu mau, kamu bisa pakai kamar yang satunya lagi bersama cowok
yang kamu suka.” Namun Hasna tidak menuruti apa yang dikatakan temannya
tersebut.
Hingga beberapa saat berselang, teman wanitanya yang masuk ke kamar
sedikit berteriak memanggil Hasna “Hasna sini deh”. Dengan cepat Hasna
menghampiri kamar dan saat dibuka pintu, ia mendapati temannya yang
wanita tengah berbaring di atas ranjang sementara sang pria berada
diatasnya dengan tanpa sehelai pakaian sedikit pun.
“Beraninya kamu berbuat itu!”
Seketika itu juga Hasna langsung pergi keluar rumah tersebut sambil
menangis karena menyaksikan perbuatan yang terkutuk itu. Kini ia merasa
bahwa jalan hidupnya telah sesat dan tanpa tujuan yang jelas.
Hasna yang dahulu suka keluar untuk bergaul berubah menjadi
penyendiri dan suka merenung. Ia juga kini tidak suka mendengarkan musik
serta tidak menyukai pakaian yang terbuka seperti kelakuannya dahulu.
Kemewahan yang ada dalam rumah serta pakaiannya kini tidak lagi
dikaguminya.
Di saat adzan berkumandang, hati kecilnya merasa terpanggil untuk
melakukan shalat. Untunglah ada sepasang mukena dan juga sajadah bekas
peninggalan nenek dari ayahnya dahulu yang pernah menginap di rumah
tersebut. Meski ayahnya seorang muslim, Hasna tak pernah melihat imam
keluarga tersebut melaksanakan shalat.
Saat tubuhnya mulai merunduk dan tersungkur sujud, Hasna merasakan
sebuah penyesalan yang mendalam dengan disertai kucuran airmata yang
tiada henti. Hampir satu jam ia menangis tersedu hingga membasahi mukena
dan sajadah yang digunakannya. Dalam kekhusyukan doa, ia merasakan
sebuah ketenangan batin yang tak pernah dialaminya sejak dahulu.
Setelah melakukan shalat, ia kemudian teringat akan pamannya yang
merupakan seorang yang taat beragama. Ia pun memutuskan pergi ke rumah
pamannya tersebut untuk belajar ilmu agama. Sang paman pun dengan penuh
kasih sayang mengajarkan keponakannya untuk bisa melakukan wudhu dan
shalat yang benar.
Hari demi hari, Hasna mulai bisa menguasai ilmu yang telah diberikan
sang paman. Melihat Al Quran merupakan sebuah pedoman hidup umat muslim
yang berharga, Hasna memutuskan untuk menghafal Quran dan bertanya
kepada pamannya.
“Berapa lama sih paman untuk bisa menghafal Al Quran?” Tanya Hasna
“Insyaallah sekitar 5 tahun sudah bisa hafal” Seru sang paman
Dalam hati, Hasna berkata “Ya Allah mungkin saja sebelum lima tahun
tersebut saya sudah meninggal.” Namun tekad Hasna tetap diteruskan meski
belum tahu apakah lima tahun tersebut bisa dicapainya.
Saat hari libur, Hasna tetap menemui pamannya untuk belajar menghafal
Al Quran. Sang ayah yang memang libur merasa heran kemana anaknya pergi
pagi-pagi dan betapa terkejutnya ia melihat Hasna berada di rumah
adiknya yang alim tengah berusaha menghafal Al Quran.
Sang ayah yang memang jauh dari agama segera menyuruh Hasna untuk
pulang. Namun Hasna justru tidak ingin pulang ke rumah yang jauh dari
aura agama. Alhasil Hasna memutuskan untuk tinggal di rumah kakeknya.
Impian untuk bisa menghafal 30 juz Al Quran akhirnya bisa
dilakukan oleh Hasna dengan cukup mengejutkan. Hasna tidak perlu butuh
waktu 5 tahun untuk bisa menghafalnya karena dengan hanya waktu 3 bulan
saja Hasna menjelma menjadi seorang hafidzah berkat semangatnya untuk
berada di jalan Allah.
Dengan keberhasilan yang dicapainya, sang kakek dan keluarga yang
lain ingin mengadakan syukuran dengan mengundang beberapa kerabat dekat.
Namun Hasna justru tidak terlihat dari kumpulan keluarga tersebut.
Salah seorang kerabat menuturkan bahwa ia melihat Hasna tengah shalat di kamarnya dan belum keluar.
Dengan perasaan tidak karuan cukup lama, kerabat dan keluarganya
kemudian berinisiatif untuk masuk ke kamar Hasna. Setelah sempat
mengetuk pintu beberapa kali, sang kakek kemudian membuka pintu tersebut
dan alangkah terkejutnya pihak keluarga karena mendapati Hasna yang
terbaring tak bernyawa sembari memegang Al Quran.
Ayahnya yang ikut hadir dalam syukuran tersebut langsung histeris
disertai tangisan yang mendalam. Meski merupakan sebuah peristiwa yang
cukup mengagetkan, namun pihak keluarga beserta kerabat berusaha
menerima kenyataan tersebut.
Tubuh Hasna kemudian dimandikan dan saat hendak dikafani dengan kain
kafan yang baru dibeli, mendadak kain tersebut hilang entah kemana.
Karena tidak mendapatkan kain lagi dan yang ada hanya sebuah kain hijau
di tiang sudut rumah, pihak keluarga pun menutupi jenazah Hasna dengan
kain tersebut.
Namun yang cukup membuat kerabat dan keluarga terheran-heran adalah bau wangi yang terus tercium dari kain pembungkus jenazah. Subhaanallaah.
Semoga kita semua senantiasa mendapat keridhaan Allah hingga akhir hayat dan dianugerahi akhir yang khusnul khotimah, Aamiin. (Kabarmakkah.com)
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "[ Kisah Nyata ] Kain Kafan Gadis ini Berbau Wangi"
Post a Comment