Gadis-gadis Palestina tidak berdiam diri saja melihat para pemuda
Palestina saudara-saudara mereka melawan tentara Zionis-Israel dengan
senjata apa saja. Para gadis Palestina telah membentuk pasukan khusus
bersenjatakan pisau dan batu untuk berjuang berdampingan di sisi para
ikhwan. Mereka menutup wajahnya dengan kafiyeh (kain penutup
kepala yang biasa digunakan orang Arab) dan melempar tentara Israel
dengan batu. Posisi mereka sama seperti posisi para pemudanya, demikian
lansir Al Jazeera (13/10)
“Karena membela negara adalah tanggung jawab seluruh warga Palestina”, kata sebagian mereka, seperti yang dikutip olehReuters di Tepi Barat, dimana bentrok antara tentara dan rakyat Palestina semakin menegang.
Salah seorang gadis Palestina yang ikut serta dalam aksi protes
mengatakan bahwa keluarganya tidak mengetahui keikutsertaannya dalam
aksi ini. Dia beralasan pergi kuliah di Universitas Ramalah saat
terjadinya aksi perlawanan antara tentara Zionis-Israel dan rakyat
Palestina selama 2 minggu yang lalu yang merupakan dampak dari aksi
serupa di Al-Quds dan tepi barat.
Aksi perlawanan kali ini berbeda dengan aksi-aksi perlawanan
sebelumnya dimana kali ini rakyat Palestina melakukan perlawanan dengan
aksi penusukan, penembakan, dan menabrakkan mobilnya ke warga Israel.
Mereka melakukan semua itu bukan karena unsur politik, sebagaimana yang
dikatakan salah seorang mahasiswi bahwa ia ikut turun untuk menjadi
saksi terhadap apa yang disiarkan televisi tentang
penyerangan-penyerangan tentara Israel di Masjid Al-Aqsha.
Gadis itu menutup wajahnya dengan kafiyeh berwarna hitam dan
putih dan mengumpulkan bebatuan untuk digunakan pemuda-pemuda Palestina
barisan depan melempari tentara Zionis Israel.
Di Universitas Berzeit, dekat dengan Ramalah, seorang pelajar lain
mengatakan, “kita ingin mengakhiri penjajahan dan penyerangan terhadap
Masjid Al-Aqsha.”
Pemuda itu mengenakan penutup wajah., di tangannya ia menggenggam
sebuah ketapel untuk menembakkan batu ke arah tentara Israel dari jarak
200 meter.
Perdana Menteri Israel, Benyamin Nethanyu menyebut pelaku penusukan
yang terus terjadi setiap harinya sejak sebulan yang lalu sebagai
“Serigala-serigala yang terisolasi ” dan ia akan berusaha menghalangi
aksi-aksi serupa yang terkenal dengan “Perlawanan dengan pisau”.
Pada saat-saat terakhir sebelum seorang pemuda Palestina bernama
Muhammad Halabi (19 th) menusuk 2 warga Israel hingga tewas di kawasan
Al-Quds, ia menulis sebuah postingan dalam akun facebooknya,
“membela Al-Aqsha adalah kemuliaan kita, membelanya merupakan sebuah
kewajiban dengan cara dan wasilah apapun.” Kalimat jihad ini ditulis
seorang remaja berusia 19 tahun. Apa yang dilakukan para remaja dan
pemuda kita wahai Muslim Indonesia? (ts)
*Eramuslim
0 Response to "Gadis-Gadis Ini Membentuk Pasukan Batu dan Pisau Lawan Tentara Zionis"
Post a Comment