Kisah ini sudah sering kita dengar, baik di pengajian maupun ceramah para ustaz atau dai. Kisah ini merupakan sebuah Qudwah bagi siapa saja yang ingin kembali dan berjalan di jalan Allah SWT.
Ill:Google |
Kisah ini merupakan kisah sufi atau
dengan kata lain ahli tasawuf. Para pengamal tasawuf ialah mereka
orang-orang yang sengaja menjauh dari kehidupan duniawi walaupun
kesemarakan dunia senantiasa mendatangi dan menhampiri mereka. Karena
tujuan hidupnya hanyalah kehidupan yang hakiki yakni kehidupan akherat.
Dahulu pernah dikisahkan ada seorang
lelaki yang shaleh yang dikenal dengan panggilan Sulaiman, ia dermawan,
ahli ibadat, dan terkenal dengan kebaikan, bijaksana dan
kebajikan-kebajikan hidupnya. Pada suatu waktu datang seorang kawannya,
sebut saja namanya Al-Khoir yang merupakan seorang saudagar yang tajir
ke rumahnya. Dalam silaturahimnya, kedua kawan tersebut sepakat untuk
pergi menunaikan haji ke tanah suci Makkah bersama-sama. Maka niat baik
itupun disepakati dan segala sesuatunya akan dilengkapi dan dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya.
Setelah semuanya telah siap. Mereka
sepakat untuk menyetor ONH. Ketika pada suatu sore, Sulaiman berjalan
diantara perumahan sempit dan kotor, kemudian dia mendengar suara
tangisan, rintihan anak kecil yang meminta-minta sesuatu kepada ibunya.
Rumah itu dihuni oleh seorang janda yang miskin dengan beban beberapa
orang anak. saking dari miskinnya si janda tidak mempunyai apa-apa untuk
dimasak.
Demi menghibur anaknya, dia memasak batu agar terlihat
seolah-olah sedang memasak. Seketika itu, Sulaiman mengurungkan niatnya
untuk pergi haji, lalu uang setoran haji tersebut ia sedekahkan kepada
janda miskin tadi. Tentu saja jumlahnya sangat besar bagi ukuran
keluarga miskin tersebut.
Ketika kedua teman tadi bertemu,
Sulaiman memberitahukan kepada Al-Khoir, bahwa dirinya tidak jadi
berangkat haji karena suatu hal. Tentu Al-Khoir kaget bercampur kecewa,
namun dia juga memahami keadaan Sulaiman. Maka berangkatlah Al-Khoir ke
Makkah sendirian tanpa sahabatnya tersebut.
SubhanAllah, kebesaran Allah SWT, pada
suatu ketika Al-Khoir sedang tawaf di Ka’bah, dia bertemu dengan
sahabatnya tadi dan bahkan Sulaiman memberikan sebuah tasbih kenangan
kepadanya. Dia pun bersukacita karena kawannya ternyata juga pergi haji.
akan tetapi karena sedang beibadah dan keadaan tawaf juga penuh sesak
dengan jamaah haji lainnya, mereka tidak bertemu lagi setelah tawaf
tersebut.
Ketika Al-Khoir sudah selesai
mengerjakan ibadah hajinya dan kembali ke kampung halamannya, ia juga
bercerita kepada para penziarah ke rumahnya bahwa dia bertemu juga
dengan Sulaiman saat melakukan tawaf. Bahkan dia juga memberikan saya
hadiah kenangan berupa tasbih ini yang saya pakai, demikian cerita
Al-Khoir kepada para penziarah.
Pada saat Sulaiman mengunjunginya,
Sukacita Al-Khoir kepada sahabat dekatnya itu, dia memeluknya erat-erat.
Dan mencuatlah kisah yang Al-Khoir alami ketika tawaf bertemua
dengannya. Tapi Sulaiman menyangkalnya dan mengatakan saya tidak ke
Makkah. Tentu saja Al-Khoir terkejut dan menganggapnya sedang bergurau.
Tetapi, tentu saja untuk meyakinkan Sulaiman, Al-Khoir mengatakan bahwa
kamu memberikan saya tasbih yang saya pakai ini.
SubhanAllah. Ternyata memang Sulaiman
secara fisik tidak melakukan ibadah haji. Namun, secara ruhani dan
pahala, ia seolah-olah melaksanakan haji tersebut. Dan orang yang
Al-Khoir temui di Ka’bah ketika tawaf adalah malaikat yang menghajikan
Sulaiman berkat keyakinan dan kepasrahannya yang tinggi kepada Allah
SWT,
Berkat pertolongannya membantu janda miskin yang tak mampu
memberikan apapun kepada anaknya tadi. Sehingga pahala yang didapat
Sulaiman berlipat-lipat ganda. Pahala sedekah dapat, begitu juga dengan
pahala haji.
Maha kuasa Allah SWT dan maha atas
segalannya, termasuk terhadap hamba-Nya yang bertakwa. Sebuah kisah yang
menarik untuk senantiasa kita jadikan renungan agar kita semua selalu
berbagi agar bermanfaat pada sesama, khususnya terhadap orang fakir dan
miskin sebagai wujud dari ajaran dan dimensi semua rukun Islam bagi
orang muslim.
0 Response to "[Kisah nyata] Orang Shaleh yang Dihajikan Malaikat"
Post a Comment