Lima [ 5 ] Cerita Nestapa Jadi Muslim di Amerika Serikat

Ini 5 cerita nestapa jadi muslim di Amerika Serikat
Warga muslim terpaksa salat di rumput,
karena Masjid Murfreesboro di AS
ditutup pemkot setempat.
©The Daily News Journal


Sejak serangan teroris pada 11 September 2001, warga yang paling resah di Amerika Serikat adalah kelompok muslim. Mereka selalu dipersalahkan atas kelakuan fundamentalis yang tak jelas asal-usulnya. 

Walau dua presiden berlalu, kondisi di akar rumput terus panas. Sekam kebencian mayoritas kulit putih terhadap kelompok muslim tetap muncul, sesekali meletup menjadi kekerasan berdarah.

Di satu sisi, muncul ketertarikan warga AS untuk mempelajari Islam kepada sumber-sumber kredibel. Tapi kalangan konservatif tetap memunculkan propaganda menyudutkan agama Islam. Setali tiga uang, media massa di Negeri Paman Sam selalu melabeli pelaku kejahatan beragama Islam sebagai 'teroris'. Tapi sebutan yang sama tidak dipakai bila pelakunya kulit putih.

Pekan lalu, diskriminasi dan kekerasan terhadap umat muslim masih muncul di AS. Yakni penumpang berhijab yang dilarang memesan minuman kaleng karena dicurigai hendak memakainya sebagai senjata. Ada pula kabar baik, ketika perempuan yang dipecat karena memakai kerudung dimenangkan oleh Mahkamah Agung AS.

Tapi intinya hidup umat muslim di Negeri Adi Kuasa itu ternyata belum nyaman walau insiden 11 September sudah lama berlalu. Terbukti, selama 2013, ada 160 kasus penyerangan terhadap umat muslim ataupun masjid.

Apa saja nestapa umat muslim di AS? Sila membaca rangkumannya oleh merdeka.com berikut ini:

1. Dilarang Pesan Minuman Kaleng
 
Ini 5 cerita nestapa jadi muslim di Amerika Serikat

Dosen muslim bernama Tahera Ahmad dari Universitas Northwestern, Amerika Serikat, dilarang meminum minuman bersoda dari kaleng yang masih ditutup di dalam pesawat oleh pramugari karena khawatir kaleng minuman itu dijadikan senjata.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Ahad (31/5), peristiwa itu terjadi dalam penerbangan dari Kota Chicago menuju Washington D.C di maskapai Shuttle America. Tahera rencananya akan menghadiri sebuah konferensi.

Tahera mengatakan kejadian itu disebabkan karena agamanya muslim dan itu sudah membuatnya malu.
"Kami tidak diperbolehkan memberi minuman kaleng yang masih tertutup kepada penumpang karena itu bisa dijadikan senjata di pesawat," kata Tahera menirukan ucapan sang pramugari.

Pengakuannya yang disebar lewat Facebook itu memicu kecaman masyarakat. Maskapai ini terancam hendak diboikot, sebelum akhirnya meminta maaf.

Tahera rupanya pernah mendapat penghargaan dari Gedung Putih karena jasanya bagi komunitas muslim Amerika. Dia bahkan pernah mengunjungi Afganistan atas nama Kementerian Luar Negeri Amerika.

2. Sering dibakar

Ini 5 cerita nestapa jadi muslim di Amerika Serikat

Di kota besar seperti New York, California, atau Chicago, toleransi antar umat beragama memang tinggi. Tapi kondisi berbeda dialami warga muslim yang hidup di pedalaman Amerika Serikat, khususnya di negara bagian basis kelompok konservatif.

Contohnya adalah umat muslim di Kota Joplin, Negara Bagian Missouri. Selama 2012-2013, masjid satu-satunya di kota itu dibakar beberapa kali. Pelakunya tidak pernah tertangkap walau kasus ini ditangani FBI.

Akibat insiden itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) meminta seluruh warga muslim di Amerika Serikat waspada.

4. Berjuang Dua Tahun Baru Bisa Shalat di Masjid

Ini 5 cerita nestapa jadi muslim di Amerika Serikat

Kisah nestapa lain dialami Takmir Masjid dan Pusat Kajian Islam Kota Murfreesboro, Negara Bagian Tennessee. Hampir 10 tahun mereka dilarang mendirikan tempat ibadah. 

Sepanjang 2010-2012, Masjid darurat Murfreesboro mengalami pelbagai vandalisme, mulai dari coretan dinding sampai dilempari bom molotov.

Setelah dua tahun lebih berjuang bangunan mereka akhirnya diizinkan beroperasi pemerintah. Pengacara takmir menang di Pengadilan Tinggi Memphis kendati warga sekitar menggugat keberadaan tempat ibadah umat muslim itu.

Selama ramadan 2011, segelintir jamaah nekat beribadah di halaman rumput masjid meski masih ada protes dari warga sekitar.

Imam masjid Usamah Bahlul mengaku bingung mengapa penduduk sekitar mendadak memusuhi kalangan muslim. "Kami bukan tiba-tiba ada di kota ini, kami sudah tinggal tiga dekade. Apa salah kami?" tanya Bahlul.

5. Berhijab, Wanita ini Ditolak Kerja


Ini 5 cerita nestapa jadi muslim di Amerika Serikat

Samantha Elauf (24) menjadi korban diskriminasi akibat kepercayaannya. Dia dipecat pada 2008 lalu, hanya karena memutuskan berhijab.

Elauf menggugat Toko Pakaian Abercrombie Kids, Tulsa, Oklahoma pada 2008, karena ditolak bekerja dengan alasan diskriminatif. Sang pewawancara menyebut toko mereka tidak bisa mempekerjakan perempuan yang memakai hijab.

Di tingkat Pengadilan Federal, Elauf menang dan mendapat kompensasi USD 20 ribu. Gugatan wanita keturunan imigran muslim ini turut didukung warga Kristen, Yahudi, dan Sikh yang diperlakukan diskriminatif saat melamar pekerjaan di perusahaan tertentu.

Dalam sidang awal pekan ini, Elauf kembali menang di Mahkamah Agung AS.



0 Response to "Lima [ 5 ] Cerita Nestapa Jadi Muslim di Amerika Serikat"