”Khalid bin Makhlid menceritakan kepada kami, Sulaiman bin
Bilal Menceritakan kepada kami, beliau berkata : ’Utsbah bin
Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau berkata : ’Ubaid bin Hunain
mengabarkan kepadaku Bahwa beliau berkata : Aku mendengar Abu
Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu Berkata : Rasūlullah Shallallahu ’alaihi
wa Sallam bersabda :
”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari
kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena
pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya
terdapat obat.”
Banyak yang menolak dan mengingkari hadits ini dengan alasan menyalahi realitas dan bahkan ilmu kedokteran. Benarkah demikian?
Kepada para penolak hadîts lalat ini, berikut sebuah bukti bagaimana
benarnya Nabiullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan bagaimana
mukjizat beliau akhirnya terkuak oleh sains dan pengetahuan modern.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen
Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab
Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari :
1. Sâmi Ibrâhîm at-Tailî
2.’dil ‘Abdurrahmân al-Misnid
3. Khâlid Dza’âr al-Utaibî
Yang dibimbing oleh Dr. Jamâl Hâmid, dan dikoordinasi oleh DR. Shâlih
ash- Shâlih (seorang da’i terkenal di Eropa), melakukan penelitian
tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka
presentasikan ke acara ”Student Research Seminar” di Universitas Qâshim,
KSA.
Metode yang mereka gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan)
air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang
berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang mereh,
yang mencari pada suhu 100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat
dicerna oleh mikroba,] kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu
- Sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan
- Sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa hari
sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil
kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba
tersebut. Berikut ini adalah hasilnya :
Spesies Lalat A
Cawan Petri 1 :
Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air
steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya
terbenam).
Cawan Petri 2 :
Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian :
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi
oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab
berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak
tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh
mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces
yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan
antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin
yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan
antifungi.
Spesies Lalat B
Cawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air
steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya
terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air
steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil :
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi
oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang
merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh
mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces
yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan
antibiotic yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin
yang berfungsi melisiskan bakteri dan ersifat antibakteri dan
antifungi.
Spesies Lalat C
Cawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air
steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya
terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air
steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil :
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi
oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus sp., yang merupakan
penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh
mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri
Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya
menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan
actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri
dan antifungi. Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang
banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang
terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.
Kesimpulan :
Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan dan tanpa
dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang secara signifikan. Hal
ini membenarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus
penawarnya.
Subhanallah, 14 abad yang lalu, seseorang bisa memberikan informasi
seperti ini tanpa ada riset. Masihkah ada yang mencoba menyangkal
kerasulan Beliau ??
Maha benar Allah dan Maha benar Rasulullah Shallâllâhu alaihi wa Sallam yang menjadi penyampai wahyu-Nya
0 Response to "Inilah Fakta Ilmiah Hadist Tentang Lalat Berdasarkan Eksperimen"
Post a Comment