Dr Rica Saat Tiba Di Yogyakarta Setelah Hilang Diduga Bergabung Dengan Gafatar (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Organisasi Gafatar didirikan oleh Ahmad Musadeq, pendiri Al Qiyadah Al Islamiyah yang mengaku sebagai nabi.
Beberapa pekan yang lalu,
publik dihebohkan dengan hilangnya dokter cantik, dr Rica Tri Handayani
dan balitanya, Zafran Ali Wicaksono. Ibu dan anak itu dilaporkan
menghilang sejak 30 Desember 2015 lalu. Diduga dokter Rica pergi
mengikuti aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ke Kalimantan.
Menurut keterangan dari pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis
Center, Ken Setiawan, Gafatar berdiri atas inisiasi Ahmad Musadeq. Nama
Ahmad Musadeq awalnya dikenal sebagai mantan anggota NII yang membelot
dan ingin membentuk ormas sendiri.
"Gafatar itu anak kandung dari NII. Pendirinya, satu guru dan satu
ilmu dengan NII," kata Ken, di Kantor NII CC, Jakarta, Selasa, 12
Januari 2015.
Menurut Ken, awalnya Ahmad Musadeq terlebih dahulu mendirikan gerakan
bernama Al Qiyadah Al Islamiyah. Di dalam aliran itu, Musadeq mengaku
sebagai nabi baru.
Tetapi, gerakan itu tidak bertahan lama. Pihak kepolisian segera menangkap Musadeq dengan tuduhan penistaan agama.
"Musadeq pun ditangkap polisi. Dia dikenai pasal penistaan agama dan divonis 2,5 tahun penjara," ujar Ken.
Setelah keluar dari penjara, Musadeq meninggalkan Al Qiyadah Al
Islamiyah dan mendirikan perkumpulan baru dengan nama Komar atau
Komunitas Millah Abraham. Komunitas itu menggabungkan tiga konsep ajaran
agama menjadi satu yaitu Islam, Nasrani dan Yahudi.
"Komar menganggap Islam, Nasrani, Yahudi itu sama, agama keturunan
(nabi) Ibrahim. Tak jarang mereka pengajian pakai Alquran, kadang pakai
Injil," kata dia.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) waktu itu telah melarang Komar karena
bertentangan dengan tauhid. Musadeq meninggalkan Komar dan belakangan
diketahui mendirikan Gafatar.
Belajar dari pengalaman mendirikan suatu komunitas rohani, Musadeq
mendirikan Gafatar dengan kedok organisasi masyarakat bergerak di bidang
sosial. Ormas bikinannya ternyata mampu menarik simpati anak muda.
"Ternyata Gafatar cukup sukses menarik simpati terutama anak muda untuk bergabung," ucap Ken.
Dengan aksi sosial yang digelar Gafatar, lanjut Ken, masyarakat
hingga pemerintah pun melihat sebagai hal positif. Akhirnya ormas itu
memperoleh surat keterangan terdaftar sebagai ormas yang legal di
Indonesia oleh Kemendagri.
Di balik itu, ternyata Gafatar mempunyai program yang menyimpang.
"Dengan sugesti bahwa hukum di Indonesia kacau, tidak berlandaskan
Islam, maling ayam dihukum berat, koruptor di hukum ringan. Dengan itu
mereka mengajak anak muda, ini lho wadahnya perubahan yaitu Gafatar,"
kata dia.
Jika ditilik ke belakang, Gafatar merupakan organisasi yang dilarang
pemerintah sesuai surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor
220/3657/D/III/2012 tanggal 20 November 2012. Organisasi ini dilarang
lantaran menyebutkan jika salat dan puasa Ramadan tidak wajib.
Di Aceh, Gafatar telah dinyatakan sesat oleh Majelis Permusyawaratan
Ulama (MPU) Aceh pada 21 Januari 2015. Sedangkan di MUI Maluku Utara
juga telah menyesatkan sejak 27 Maret 2015 lalu.
Gafatar saat ini sudah berpindah dari pulau Jawa, dan melakukan
aktivitasnya di wilayah pulau Kalimantan. Organisasi ini berganti nama
menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKTSA).
Untuk itu, masyarakat pun diimbau agar lebih memahani ajaran agama
agar tidak tergoda dengan ajakan-ajaran aliran tertentu. Selain itu
berpikir kritis dan peka terhadap hal hal sekitar juga menjadi penangkal
Sumber :dream
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "Woow... Pria ini Mengaku Sebagai Nabi dan Membentuk Organisasi"
Post a Comment