Menguak ISIS dan Teori Konspirasi

Kemunculan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau kini bernama Daulah Islamiyah menimbulkan kekhawatiran di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Sepak terjang kelompok itu juga tak main-main. 

Sejumlah wilayah sudah dikuasainya. Namun kini muncul teori konspirasi tentang mereka.
Awalnya, ISIS menjadi perbincangan di Irak saja. Lalu kemudian berkembang hingga ke Suriah dan negara Timur Tengah lainnya. Saat ini, organisasi yang ingin mendirikan negara baru dengan sistem kekhalifahan Islam tersebut juga ramai didiskusikan di Indonesia.

Pemicu kehebohan ISIS di Tanah Air karena munculnya rekaman video dengan gambar sekelompok orang memakai busana siap 'jihad' yang meminta dukungan rakyat Indonesia. Seseorang bernama Abu Muhammad al Indonesi selaku juru bicara mengajak umat muslim di Indonesia berjuang dengan mereka.

Video tersebut kemudian menuai tanggapan dari berbagai pihak. Sebagian kecil kalangan ada yang mendukungnya, namun sebagian besar menolak karena secara tegas bisa dikaitkan dengan upaya makar. Polisi pun memburu pria pemilik nama asli berinisial B tersebut.

Bahkan, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko menilai keberadaan ISIS sebagai ancaman. Dia mengatakan, ISIS tidak boleh berkembang di Tanah Air.

Di balik cerita soal ISIS, ternyata ada sisi lain yang berkembang luas di masyarakat. Mulai dari perubahan nama organisasi, hingga teori konspirasi yang menyelimutinya. Seperti apa ceritanya?

1. Konspirasi AS, Inggris dan Israel




Belakangan ini, ada dugaan kalau intelijen AS, Inggris, serta Mossad (Israel) berperan untuk melahirkan kelompok ISIS. Mereka sengaja melakukan itu untuk memecah kekuatan negara-negara Timur Tengah.Mantan peneliti Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden, mengatakan kalau tiga negara tersebut bekerjasama untuk menciptakan ISIS.

Kabar ini dilansir oleh media Iran Teheran Times yang mengutip dari kantor berita Iran, IRNA. Mereka mengaku sudah mewawancarai Edward Snowden terkait kabar tersebut.

Menurut dokumen itu, Snowden menggambarkan upaya AS, Inggris dan Israel yang bersama-sama untuk menciptakan organisasi teroris yang bisa mengatur koordinasi tindakan ekstrimisme di seluruh dunia. Keberadaan ISIS dirancang untuk melindungi Israel dari ancaman keamanan dengan cara mengalihkan perhatian musuh.

2. Konspirasi IRNA Diragukan



 
Banyak pihak meragukan cerita IRNA. Salah satunya adalah media ternama TIME. Menurut mereka, cerita IRNA yang mengutip Snowden bisa saja palsu.

Salah satu argumen TIME adalah tidak ada dokumen Snowden yang bisa ditemukan terkait ISIS dan isu Israel di belakangnya.

Argumen lainnya adalah kredibilitas IRNA yang pernah disorot sebelumnya. Beberapa waktu lalu, IRNA pernah mengutip berita palsu yang dilansir oleh situs Onion. Mereka menganggap berita itu asli.

Namun analisis TIME ini tidak dianggap oleh kalangan pejabat dan media di Iran. Mereka menganggap laporan IRNA sebagai kebenaran.

3. Wilayah Mana Saja yang Ingin Dikuasai ISIS?



Teori lain yang beredar soal ISIS adalah soal penguasaan wilayah. Awalnya banyak pihak kaget bagaimana mungkin ISIS bisa merebut beberapa titik di kota Mosul Irak dalam waktu beberapa jam.

Ada spekulasi muncul, para penduduk di kota tersebut sudah tak banyak yang 'asli' Irak karena migrasi dari Suriah sehingga tak ada perlawanan berarti. Spekulasi lainnya adalah dukungan dari Arab Saudi, Qatar dan Turki kepada ISIS karena negara-negara itu punya 'masalah' dengan PM Irak Nouri al-Maliki.

Namun tak ada yang bisa mengkonfirmasi soal ini. Yang jelas, kini mereka sudah menguasai beberapa wilayah di Irak dan Suriah. Sebagian bahkan titik sentral.

Terakhir adalah bendungan terbesar di Irak di bagian Sungai Tigris dikuasai ISIS. Bendungan ini juga menjadi sumber untuk kota Mosul Selatan.

Karena menguasai bendungan, ISIS berpotensi bisa menyebabkan banyak kematian karena bencana banjir di kota Mosul. Hal ini juga berdampak terhadap potensi kekacauan di Baghdad.

Sebelumnya, PBB sudah memperingatkan bahwa 200.000 warga sipil terperangkap dalam kondisi buruk setelah ISIS menguasai hampir seluruh kabupaten Sinjar dan Tal Afar di Provinsi Ninewa termasuk ladang minyak Ain Zala dan Batma. Wilayah ini berbatasan langsung dengan region Kurdistan, Irak.

4. Perubahan Nama



Kelompok militan tersebut awalnya dikenal dengan nama The Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL). Mereka disebut sebagai militan Sunni yang mencoba merebut sejumlah wilayah dari penguasaan pemerintah Irak yang kini dikuasai Syiah. 

Lalu, setelah wilayah penguasaan itu semakin meluas hingga Suriah, mereka menamakan dirinya sebagai The Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS). Kini mereka mengubah nama lagi menjadi Islamic State atau khilafah atau Daulah Islamiyah. Nama Daulah Islamiyah terakhir disebut oleh pria berinisial B yang mempromosikan organisasi tersebut di YouTube dan mengajak warga Indonesia untuk mendukung mereka. 

Belum jelas kenapa perubahan nama ini terus terjadi. Namun Prof Peter Neumann dari King College London memperkirakan anggota mereka semakin meluas. Sekitar 80% pejuang Barat di Suriah sudah bergabung dengan kelompok ini. Adapun ISIS sendiri mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman, negara-negara Eropa lainnya, serta Amerika Serikat, dunia Arab dan Kaukasus. 

Berbeda dengan kelompok pemberontak di Suriah, ISIS terlihat bekerja ke wilayah Islam yang melintasi Suriah dan Irak. Kelompok juga dianggap berhasil dalam militer. Pada Maret 2013, ISIS berhasil mengambil alih kota Suriah Raqqa yang merupakan ibukota provinsi pertama yang jatuh di bawah kendali pemberontak. 

Pada bulan Januari 2014, itu memanfaatkan ketegangan antara minoritas Sunni Irak dan pemerintah Syiah yang dipimpin dengan mengambil alih kota Sunni Fallujah, di provinsi barat Anbar. Hal ini berlanjut dengan mengambil alih bagian besar ibukota provinsi, Ramadi, dan telah hadir di sejumlah kota di dekat perbatasan Turki serta Suriah. 


sumber: keepo

0 Response to "Menguak ISIS dan Teori Konspirasi "