Ada juga yang menyebut ikan penyelamat
Raden Qasim pada peristiwa tahun 1485
adalah ikan cakalang.
|
Sunan Drajat terlahir dari keluarga yang
sudah sangat kental ajaran agama. Ia merupakan putra dari Sunan Ampel
dan Dewi Candrawati. Nama lengkapnya Qasim bin Muhammad Ali Rahmatullah
bin Ibrahim Assamarqandy. Di antara para wali, barangkali Raden Qasim
yang mempunyai nama paling panjang. Selain dikenal dengan Sunan Drajat,
di berbagai naskah kuno juga disebut dengan Sunan Mahmud, Sunan Mayang
Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, dan Maulana Hasyim.
Dikutip brilio.net dari buku Jejak Para Wali dan
Ziarah Spiritual terbitan Kompas, Sabtu (27/6), setelah Sunan Drajat
selesai belajar dari Sunan Gunung Jati, oleh ayahnya ia diminta untuk
berdakwah di pesisir barat Gresik. Perjalanan ke Gresik ini yang
akhirnya menghasilkan sebuah cerita bagaimana ia bisa berdakwah di
Lamongan.
Pada saat Raden Qasim menumpang biduk nelayan dari Surabaya menuju
Gresik untuk berdakwah, perahu yang ditumpanginya terseret badai dan
pecah dihantam ombak di daerah Lamongan, sebelah barat Gresik. Raden
Qasim selamat ditolong ikan cucut dan ikan talang sampai ke Jelak,
Banjarwangi. Ada juga yang menyebut ikan penyelamat Raden Qasim pada
peristiwa tahun 1485 adalah ikan cakalang.
Sampai di daerah tersebut Raden Qasim disambut baik oleh tetua
kampung bernama Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar. Konon, kedua tokoh itu
telah diislamkan sebelumnya oleh pendakwah asal Surabaya yang juga
terdampat di sana beberapa tahun sebelumnya.
Raden Qasim kemudian menetap di Jelak dan menikah dengan putri Mbah
Mayang Madu yang bernama Kemuning. Di sana Raden Qasim mendirikan sebuh
surau yang akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji ratusan penduduk.
Jelak yang dulu dusun terpencil lambat laun menjadi ramai dan berubah
nama menjadi Banjaranyar.
Setelah perjuangan menyebarkan Islam di Banjaranyar dirasa cukup,
Raden Qasim kemudian mencari lokasi baru hingga akhirnya terpilihlah
perbukitan Drajat sebagai tempat berdakwah.
0 Response to "Kisah Sunan Drajat yang Selamat Setelah Ditolong Ikan Cucut"
Post a Comment