Seorang
pemuda Korea yang bekerja pada biro perjalanan bertanya kepada Dr. Zakir Naik.
Nama pemuda Korea itu adalah Kim. Sebagai seorang penganut Konfusianisme, dia
mempercayai bahwa ajaran-ajaran dalam Konfusianisme adalah ajaran yang baik.
Kim berpendapat bahwa Konfusianisme mengajarkan cinta kasih kepada sesama.
Karenanya Kim ingin tahu bagaimana pandangan Islam terhadap Konfusianisme.
Apabila para pembaca ingin melihat video Dr. Zakir Naik dalam menjawab
pertanyaan Kim, silahkan klik link berikut: Dr. Zakir Naik Mengajak
Pemuda Korea Masuk Islam. Berikut ini adalah transkrip tanya
jawab antara Kim dengan Dr. Zakir Naik:
Kim: Dr. Zakir, merupakan
suatu kehormatan untuk bisa berbicara denganmu. Senang bertemu denganmu. Namaku
Kim. Aku bekerja di biro perjalanan Majestic Travel. Namaku memang seperti
orang Korea karena aku lahir di Korea. Aku sebenarnya orang Korea namun pindah
ke Jepang.
Aku
sebagai orang Korea, termasuk orang-orang Asia Timur lainnya kebanyakan
menganut Konfusianisme atau Buddhisme. Aku ingin berfokus pada Konfusianisme. Konfusianisme
adalah sebuah jalan hidup. Di dalamnya diajarkan untuk menghormati orangtua, peduli
pada yang masih muda dan anak-anak, bagaimana kita harus menghormati sesama,
dan sebagainya. Jadi kesimpulannya ini adalah jalan hidup yang benar.
Tapi
sepanjang yang kutahu, dalam Konfusianisme tidak dijelaskan tentang konsep
ketuhanan. Sedangkan kutahu bahwa Islam dan Kekristenan mempunyai konsep
ketuhanan.
Jadi
aku ingin tahu pendapatmu, bagaimana pandangan Islam terhadap kepercayaan
(filosofi) yang tidak mempunyai konsep ketuhanan? Terima kasih.
Dr. Zakir: Saudara
ini mengajukan pertanyaan yang sangat bagus. Dia adalah orang Korea yang
tinggal di Jepang, dan dia mempercayai Konfusianisme. Dia juga berkata bahwa
Konfusianisme lebih merupakan sistem etika. Ini dikarenakan di dalam
Konfusianisme tidak terdapat konsep ketuhanan seperti dalam Islam, Keristenan,
atau Hinduisme. Karena lebih mengarah kepada sistem etika yang mengatur
bagaimana manusia harus berperilaku dalam hidupnya, karenanya Konfusianisme
tidak dianggap sebagai agama oleh para pakar kebudayaan. Ini karena agama
secara definisi berarti “kepercayaan pada Tuhan” sedangkan Konfusianisme tidak
percaya adanya Tuhan. Konfusianisme lebih tepat disebut sebagai sistem etika dan
bukan sebuah agama.
Dan
apa yang kau sebutkan tadi bahwa Konfusianisme mengajarkan agar kau berperilaku
baik, mencintai orang lain, menghormati orangtua, dan sebagainya, semua ini
juga diajarkan dalam Islam. Allah berfirman dalam Quran di surat Isra’[17]:
23-24,
“Jangan menyembah selain Allah dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu. Jika salah seorang atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut, janganlah kamu berkata "ah" pada mereka, jangan
membentak mereka dan ucapkan pada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkan
dirimu pada mereka dengan penuh kasih sayang dan berdo'alah "Tuhanku, kasihilah
mereka, sebagaimana mereka telah mendidik aku sewaktu kecil.” (Qs. Isra’[17]: 23-24)
Jadi
dalam Islam kau harus menghormati orangtua. Jika salah seorang atau keduanya telah
mencapai usia lanjut, kau dilarang berkata "ah" pada mereka. Kau
tidak bisa menitipkan mereka ke panti jompo seperti yang sering dilakukan oleh
banyak orang. Jadi banyak aturan-aturan etika dalam Konfusianisme yang sesuai
dengan ajaran Islam.
Dan
saudara, tadi aku sudah berceramah untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Apa kau
mendengar ceramahnya?
Kim: Sejujurnya
ceramahmu sulit untuk kupahami.
Dr. Zakir: Sulit
untuk kau pahami? Aku tahu bahwa bicaraku cepat. Ini kulakukan untuk menghemat
waktu. Dalam ceramahku tadi, aku membuktikan tentang keberadaan Tuhan. Jadi
siapapun yang percaya pada logika dan sains harus percaya bahwa Tuhan itu ada. Jadi
apapun yang kau tangkap dari ceramahku, entah kau memahami seperempatnya,
setengahnya, atau berapapun, aku ingin bertanya padamu, apakah kau percaya akan
adanya Tuhan atau tidak?
Kim: Pak, sejujurnya
aku kagum pada ceramahmu. Kau telah menjelaskan tentang penemuan-penemuan sains
di zaman modern, dan bagaimana penemuan-penemuan itu telah dijelaskan dalam
Quran pada 1.400 tahun yang lalu.
Dr. Zakir: Sekarang
setelah kau mengetahui faktanya dan mengaguminya, apa kau menerimanya atau
tidak? Jika kau kagum dan merasa yakin, kau harus mengikutinya. Karena Quran telah
menjelaskan begitu banyak fakta sains yang baru kita ketahui sekitar 50 – 300
tahun lalu, apa kau setuju bahwa Quran adalah firman Tuhan? Apa kau setuju
bahwa kitab ini berasal dari Sang Pencipta?
Kim: Aku ingin
mempelajarinya lebih lanjut dahulu.
Dr. Zakir: Jadi
aku memintamu untuk membaca terjemahan Quran. Dan kau juga telah mendengar ceramahku, insya
Allah kau akan yakin tentang keberadaan Tuhan.
Berbuat
baik dalam hidup itu bagus. Tapi bayangkan misalnya kau punya karyawan yang
sangat baik kepada karyawan lainnya, tapi dia tidak menghormatimu, tidak
mematuhimu, dan tidak berterima kasih padamu. Dia sangat baik kepada
teman-temannya dan orang-orang di sekelilingnya dan bekerja di perusahaanmu. Kau
bosnya, tapi dia tidak berterima kasih padamu dan tidak menghormatimu. Mana
yang lebih penting? Apakah lebih penting jika dia menghormatimu atau orang
lain? Jika kau yang membayar gajinya, harusnya dia mematuhimu atau tidak?
Kim: Ya, aku tidak akan
senang jika dia tidak menghormatiku.
Dr. Zakir: Benar.
Begitu juga Tuhan tidak senang jika kau tidak patuh pada-Nya. Dia tidak senang
jika kau tidak bersyukur pada-Nya. Kau harus bersyukur pada-Nya, harus
mematuhi-Nya, dan tidak menyembah siapapun selain-Nya.
Jadi
aku memintamu untuk membaca terjemahan Quran dan insya Allah aku berdo’a pada
Tuhan untuk memberimu hidayah sehingga kau berada di jalan yang lurus selain
menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang baik. Sejatinya, nilai kemanusiaan yang
terbaik adalah dengan bersyukur pada Pencipta kita. Jika kau tidak bersyukur
kepada Pencipta, hanya baik pada sesama manusia, maka apa gunanya? Orang lain
mungkin menolongmu dan berbaik hati padamu, tapi mereka tidak selalu begitu di
setiap kesempatan. Kadangkala mereka mengecewakanmu dan menyakitimu. Di sisi
lain, Tuhanlah yang memberimu kehidupan, memberimu udara untuk bernapas,
memberimu makanan, minuman, harta, dan segalanya, jadi merupakan kewajiban kita
untuk menyembahnya sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Quran di surat
Dzaariyat[50]: 56,
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk menyembah-Ku.” (Qs.
Adz-Dzaariyat[50]: 56)
Jadi
kewajiban utama kita adalah menyembah Pencipta kita dan tidak menyekutukan-Nya.
Semoga
itu menjawab pertanyaanmu. Terima kasih saudara
Kim: Terima kasih.
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "Pandangan Dr. Zakir Naik Tentang Konfusianisme"
Post a Comment