Peneliti virus Flu Burung itu
menyatakan bioterorisme bisasanya menggunakan bakteri, virus, dan kuman
penyakit lain yang dampaknya tidak langsung
Pakar dari Fakultas
Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Dr
drh Chairul Anwar Nidom MS, mencurigai virus Zika sebagai bagian dari
teror biologi atau bioterorisme jika dilihat dari tanda-tanda yang
menyertainya.
“Saya sebagai peneliti curiga bahwa virus Zika bisa dikatakan
mendekati ancaman bioterorisme yaitu teror dengan senjata biologi berupa
kuman penyakit,” kata Guru Besar Unair tersebut di Surabaya, Jumat
(12/02/2016) dikutip Antara.
Ia mengatakan bioterorisme bisa berdampak langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung, bioterorisme bisa menyebabkan kematian dan
kesakitan dalam jangka panjang.
“Dampak langsung lainnya itu seperti informasi yang berkembang
mengenai dampak dari virus Zika, yaitu microchepaly, sebuah kondisi
buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil, sehingga
masyarakat langsung cemas,” katanya.
Menurut dia, informasi ini seharusnya dilandasi dengan kajian ilmiah. “WHO (World Health Organization),
yang menyatakan darurat kesehatan akibat persoalan virus Zika,
sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu agar tidak membuat cemas,”
tuturnya.
Peneliti virus Flu Burung itu menyatakan bioterorisme bisasanya
menggunakan bakteri, virus, dan kuman penyakit lain yang dampaknya tidak
langsung namun berjangka waktu lama, yaitu perekonomian jatuh,
sedangkan untuk permasalahan viru Zika ini masih perlu diteliti.
“Bioterorisme perlu diantisipasi, sebab Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) atau globalisasi memang memicu persaingan ekonomi. Seseorang yang
panik, ketika ditawarkan apa saja, maka ia langsung menerimanya tanpa
memikirkan terlebih dahulu dan ini terjadi secara global,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, masyarakat global melalui media massa seakan sedang
dipengaruhi bahwa virus Zika sangat berbahaya, padahal di Indonesia
seharusnya yang dikhawatirkan adalah virus influenza, seperti flu burung
serta virus dengue atau Demam Berdarah Dengue (DBD).
Dampak dari kekhawatiran Zika di antaranya terjadi di Brasil.
“Secara tiba-tiba pemerintah Brazil mengambil keputusan bahwa
perempuan di sana tidak diperbolehkan hamil karena dikhawatirkan
terinfeksi virus Zika, karena akan menyebabkan microchepaly. Hal inilah
yang harus dicari motifnya, padahal virus Zika ditemukan sekitar 69
tahun lalu, tepatnya 1947,” jelasnya.
Hal tersebut, lanjutnya, akan menyebabkan gangguan psikologis bagi
calon ibu maupun wanita yang ingin memiliki keturunan, namun tidak ada
landasan ilmiah yang meyakinkan dampak buruk virus Zika. Selan itu,
virus Zika juga bisa ditularkan melalui hubungan seks.
“Ada informasi bahwa virus Zika bisa ditularkan melalui hubungan
seks, kemudian ada kebijakan pemerintah di luar negeri yang menyarankan
ketika berhubungan seks harus menggunakan pengaman atau kondom. Jika
begitu, maka virus Zika ini berarti sama halnya dengan HIV/AIDS,”
paparnya.
Kendati demikian, ia menambahkan harus ada pendekatan terhadap virus
Zika, DBD, dan chikungunya, yang penyebarannya melalui nyamuk.
“Saya menyarankan kepada masyarakat jangan cemas, karena virus Zika
ini kemungkinan ada beberapa pihak yang akan memanfaatkannya, untuk
menjadi isu internasional dan bisa mematahkan perekonomian atau
kestabilan suatu negara tertentu, karena hal ini mendekati tanda ancaman
bioterorisme,” tandasnya.*
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "[ Kesehatan ] Pakar Unair Curiga Zika Bagian dari Bioterorisme"
Post a Comment