Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah.
Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu ‘Alaih Wasallam-,
keluarga dan para sahabatnya.
Menjelang Natal pusat-pusat perbelanjaan
ramai dengan pernak-pernik Natal. Bahkan, sejak awal bulan Desember
pohon natal dengan hiasan lampu sudah bercokol di pintu masuk mal-mal.
Pemandangan ini sangat kontras dengan jumlah penduduk negeri ini yang
mayoritasnya muslim. Seolah-olah mayoritas penduduk Indonesia ini ikut
merayakan hari besar agama Kristen dalam rangka memperingati kelahiran
‘Jesus’ yang mereka tuhankan itu.
Selain pohon Natal, kemeriahan hari
Crismash ditandai dengan pernak-pernik Kostum Santaclaus (Sinterklas)
berupa Jubah, baju, celana, topi, ikat pinggang dan janggut palsu.
Anehnya, tidak sedikit yang mengenakannya adalah pekerja atau karyawan
muslim. Entah terencana sebagai bagian Kristenisasi ataukah hanya untuk
menarik perhatian pembeli semata, kebijakan tersebut telah menodai
keyakinan umat muslim.
Di satu sisi, pekerja-pekerja muslim
tersebut terlihat menikmati tampilannya yang aneh itu. Entah sadar
ataukah tidak bahwa perbuatan yang menyerupai orang kafir tersebut
diharamkan dalam Islam. Pastinya, tindakan seorang muslim tersebut
bertentangan dengan akidah Islamnya.
Hakikat Natal
Hari raya Natal yang juga lazim disebut
hari Crismash diyakini kaum Nasrani sebagai hari kelahiran al-Masih atau
Jesus yang diklaim sebagai tuhan atau anak Tuhan. Sementara dalam
akidah Islam, Al-Masih Isa bin Maryam adalah Nabi dan Rasul Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia bukan anak Tuhan dan bukan Tuhan itu sendiri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah sangat murka dengan tuduhan bahwa Dia menjadikan Isa sebagai putera-Nya; dan membantahnya melalui Firman-Nya dalam Al-Qur’an,
“Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” (QS. Al-Jin: 3)
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-An’am: 101)
Allah mengabarkan bahwa Dia Mahakaya
tidak butuh kepada yang selain-Nya. Dia tidak butuh mengangkat seorang
anak dari makhluk-Nya.
“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Yunus: 68)
Dalam akidah Islam sikap umat Kristiani
yang telah menjadikan Isa putra Maryam sebagai Tuhan atau satu dari tiga
oknum Tuhan adalah sikap lancang terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Di mana jika Allah punya anak maka ada selain Diri-Nya yang memiliki
sifat Ketuhanan. Karena setiap anak anak itu mewarisi sifat yang
dimiliki orang tuanya.
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al-Maidah: 73)
Allah menggambarkan murkanya langit dan
bumi atas perkataan umat Kristiani tersebut, hampir-hampir membuat
langit pecah dan bumi terbelah karenanya.
"Dan mereka berkata: 'Tuhan Yang
Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak'. Sesungguhnya kamu telah
mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit
pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,
karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak
layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak
ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba." (QS. Maryam: 88-93)
Oleh sebab itu, tidak boleh muslim yang meyakini Allah sebagai Tuhan yang Esa; tiada Tuhan yang benar selain Dia, dan meyakini Isa bin Maryam sebagai hamba Allah dan utusan-Nya ridha dan suka rela melakukan sesuatu yang memeriahkan perayaan yang berisi penghinaan dan kekufuran terhadap Allah tersebut.
Keyakinan Natal dan perayaannya bagian dari kemungkaran dan kebatilan. Hamba Allah yang beriman berlepas diri darinya dan tidak mau terlibat di dalamnya. Allah Ta'ala menyifati Ibadurrahman bersih dari semua itu:
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu. . ." (QS. Al Furqaan: 72) Makna al Zuur, adalah hari raya dan hari besar kaum musyrikin sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Abul 'Aliyah, Ibnu sirin, dan ulama lainnya dari kalangan sahabat dan tabi'in.
Memakai Topi & Atribut Santa Klause Bagian Tasyabbuh Haram
Karyawan muslim haram kenakan atribut Santa Klause yang menjadi bagian syi’ar Natalan karena perbuatan tersebut menyerupai orang kafir dalam mengagungkan keyakinan batil. Sedangkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda,
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Ibnu Hibban)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullaah dalam bukunya Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim Mukhalafah Ashab al-Jahim
menyebutkan, “Menyerupai mereka dalam sebagian hari raya milik mereka
menumbuhkan rasa senang pada hati mereka (kaum muslimin) terhadap
keyakinan batil mereka.” Demikian ucapan beliau rahimahullah.
Dan barangsiapa melakukan perbuatan
tersebut (memakai topi dan atribut Santaclause), maka ia berdosa, baik
ia melakukannya sekedar pekerjaan yang menghasilkan uang, karena tidak
enak dengan atasan atau sebab lainnya. Karena perbuatan tersebut
termasuk bentuk mudahanan (penyepelan) terhadap agama Allah dan
bisa menyebabkan teguhnya jiwa kaum kuffar dan membanggakan agama
mereka. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Oleh: Badrul Tamam
Sumber : voa-islam
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "Wahai Saudaraku Para Muslimin Muslimah, Haram Pakai Atribut Natal"
Post a Comment