Burung Garuda adalah lambang dari negara Republik Indonesia. Mungkin
masih banyak diantara kita yang bertanya-tanya mengapa yang menjadi
lambang negara kita adalah burung Garuda atau sejak kapan negara kita
menggunakan lambang tersebut.
Seperti dikutip dari Alam Mengembang Jadi Guru, Garuda(Sanskerta: Garuda dan Bahasa Pāli Garula) merupakan salah satu dewa dalam agama Budha dan Hindu. Ia adalah wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurtu atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, mempunyai wajah yang putih dan bersayap merah,berparuh dan bersayap seperti elang tetapi tubuhnya mirip manusia. Ukurannya yang besar membuatnya bisa menutupi matahari. Di Jepang garuda disebut karura dan di Thailand disebut Krut atau Pha Krut.
Indonesi dan Thailand juga sama-sama menggunakan burung Garuda sebagai lambang Negara. Dua negara yang menggunakan lambang negara yang hampir sama, yaitu Garuda. Negara yang satu penduduknya yang mayoritas beragama budha dan yang satu penduduknya konon katanya menghargai keBUDHAyaan bangsanya sendiri.
Garuda Menurut Mitologi Hindu
Garuda merupakan seekor burung metologis seperti setengah burung dan setengah manusia, wahana wisnu. Kisah burung garuda ditemukan pada kitab Mahabharata, pada bagian pertama yaitu Adiparwa. Ceritanya Garuda merupakan anak dari Begawan Kasyapa. Begawan kasyapa mempunyai dua istri, yaitu sang Padru dan sang Winata. Setelah sekian lama mereka tidak mempunyai anak, maka dari itu Kasyapa memberikan 1000 telur pada Kadru dan 2 telur pada Winata. Telur yang dimiliki padru menetas dan menjadi 1000 ekor ular sakti, dan milik winata tidak menetas sama sekali. Karena merasa malu, lalu ia memecah salah satu telur dan keluarlah seekor burung kecil yang belum sempurna, bentuknya cacat tak berkaki dan diberinya nama Anaruh. Telur yang satunya itu dijaganya baik-baik.
Suatu ketika, Winata kalah bertaruh dengan Kadru karena kecurangan Kadru dan membuat Winata harus melayani Kadru beserta 1000 ekor ularnya. Dan pada akhirnya telur winata yang satu menetas dan keluarlah menjadi Garuda. Paras tubuhnya yang besar, gagah, bersinar dan sakti. Agar Garuda menolong ibunya, Kadru pun menyuruh Garuda mengambil amerta yang merupakan air kehidupan milik dewa yang dijaga para dewa dan dikelilingi api membara. Garuda pun tetap melawan, ibunya berpesan “bila kau menelan orang dan lehermu terasa panas, maka itu pertandan Brahmana ikut termakan, muntahkanlah karena itu seperti ayahmu Begawan Kasyapa. Kamu harus menghormatinya”.
Garuda pun berhasil mengambil amerta dan dibawanya kepada Kadru untuk menyelamatkan ibunya. 1000 ekor ular itu pun senang dan Winata dibebaskan. Akan tetapi Garuda tak kehabisan akal, dikibas-kibaskan sayapnya agar tubuh ular menjadi kotor dan mereka pergi membersihkan tubuh mereka. Dan pada saat itulah Garuda membawa amerta kembali. Saat perjalanan Garuda bertemu Dewa Wisnu dan memintanya untuk mengembalikan amerta kepada para dewa. Dan Garuda pun menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Mengapa Garuda menjadi Lambang Negara?
Ketika dibawah pimpinan Soekarno, Indonesia sedang mencari jati dirinya. Dan Soekarno pun melihat bahwa kebudayaan yang asli adalah Indonesia pada masa kerajaan Hindu dan Budha yang pada puncaknya adalah kerajaan Majapahit.
Soekarno pun mengadakan sayembara dan pada akhirnya ia tertarik pada gambaran Sultan Hamid II yang berupa burung Garuda. Soekarno kemudian mempublikasikan untuk pertama kalinya kepada masyarakat di Hotel Des Indes Jakarta, 15 Februari 1950. Dan dari masa kemasa Garuda dilakukan penyempurnaan hingga seperti saat ini.
Silakan share jika bermanfaat >>>
0 Response to "Mitos dan Lambang Burung Garuda"
Post a Comment